Sabtu, 10 April 2010

Mengenal Jin, Syetan, Dan Iblis (3)

I. Jin

Jin berasal dari kata Janna ( جَنَّ ) yang artinya menutup. Di dalam surat Al Tanziil dikatakan :

جَنَّ عَلَيْهِ اللَّيْل

artinya telah menutupi.

Dari sinilah kata jin terbentuk, dikarenakan tertutup dan tersembunyinya mereka dari pandangan mata manusia. Oleh karena ini bayi yang di kandung di dalam perut ibu di sebut janin karena tertutup dari pandangan manusia.[1]

Berkata Al Syibli : Telah berkata Ibnu Duraid : Jin berbeda dengan manusia. Bila dikatakan Jannahu al lailu wa ajannahu wa janna ‘alaihi wa ghathaahu maknanya adalah satu yaitu menutupi. Segala sesuatu yang tertutup dari anda dikatakan junna ‘anka. Dan dari sini terbentuklah kata jin. Orang-orang jahiliyah zaman dahulu menyebut para malaikat sebagai jin karena tertutupnya mereka dari pandangan mata.[2]

II. Syetan

Syetan berasal dari kata syathana ( شَطَنَ ) yang artinya jauh dari kebenaran atau dari rahmat Allah. Huruf nun di sana adalah huruf asli dan wazannya adalah fa’aal ( َفعَّال ). Jadi setiap yang sombong dan durhaka baik dari kalangan jin, manusia, ataupun binatang, maka itu adalah syetan.

Oleh karena itu Allah berfirman :

وَكَذَلِكَ جَعَلْنَا لِكُلِّ نَبِيٍّ عَدُوًّا شَيَاطِينَ الْإِنْسِ وَالْجِنِّ

” Dan demikianlah kami jadikan bagi setiap Nabi musuh berupa syetan dari kalangan manusia dan jin….”(Al-An’am : 112)

Di dalam musnad Imam Ahmad dari Abu Dzar Radhiyallahu ‘Anhu , dia berkata, telah berkata Rosulullah Shalallahu ‘Alaihi Wa Salam :

يَا أَبَا ذَرٍّ تَعَوَّذْ بِاللَّهِ مِنْ شَيَاطِينِ اْلإِنْسِ وَالْجِنِّ

” Wahai Abu Dzar; berlindunglah kepada Allah dari syetan manusia dan jin.”[3]

Juga di riwayatkan dari Abu Dzar, dia berkata bahwa Rosulullah Shalallahu ‘Alaihi Wa Salam telah bersabda :

يَقْطَعُ الصَّلاَةَ الْمَرْأَةُ وَالْحِمَارُ وَالْكَلْبُ اْلأَسْوَدُ . فقلت: يَا رَسُولَ اللهِ، مَا بَالُ الْكَلْبِ اْلأَسْوَدِ مِنْ اْلأَحْمَرِ واْلأَصْفَرِ ؟ فقال: الْكَلْبُ اْلأَسْوَدُ شَيْطَانٌ

” Terputus shalat oleh wanita, himar, dan anjing hitam.” Lalu aku (Abu Dzar) berkata : ” Wahai Rosulullah, apa bedanya anjing hitam dengan anjing merah atau kuning?” Maka Rosulullah Shalallahu ‘Alaihi Wa Salam menjawab : ” Anjing hitam adalah syetan.”[4]

Zaid bin Aslam dari bapaknya meriwayatkan dengan sanad yang shahih, bahwa Umar bin Khatab Radhiyallahu ‘Anhu menunggang seekor kuda, lalu si kuda ini jalan melenggak lenggok, maka Umar pun memukulnya, akan tetapi kuda itu malah bertambah menjadi-jadi, maka Umarpun turun, lalu berkata,
” Tidaklah aku menunggangi kecuali menunggangi syetan.”[5]

Semua riwayat di atas menerangkan tentang makna syetan dengan arti segala sesuatu yang durhaka dan sombong baik berupa manusia, jin, ataupun binatang.

Berkata Al Qurthubi :

Syetan berasal dari syathana yang berarti jauh dari kebaikan. Sumur yang dalam dengan arti jauh permukaan airnya dari tanah di sebut Bi’run Syathun. Al Syathnu artinya tali, di sebut demikian karena jauhnya jarak antara kedua ujungnya. Demikian pula syetan disebut demikian karena jauh dari kebenaran serta karena kesombongan dan kedurhakaannya. Dengan demikian setiap yang sombong, dan durhaka baik dari kalangan jin maupun manusia di sebut syetan.

Menurut pendapat yang kedua, syetan berasal dari kata Syaatha ( شَاطَ ) Huruf Ya di sana adalah asli sedangkan huruf nun hanya tambahan. Syaa tha artinya adalah membakar.

Berkata Al Qurthubi :

Menurut pendapat lain syetan berasal dari kata syaa tha yang artinya membakar. Tasyayathana fulanun artinya si fulan telah melakukan perbuatan syetan.[6]

Dalam membahas tentang perbedaan makna syetan ini Ibnu Katsir menyatakan, bahwa yang benar adalah pendapat yang pertama, yaitu berasal dari kata Sya tha na yang berarti jauh. Hal ini ditunjukan oleh sebuah sya’ir Arab. Berkata Umayah Bin Abi Shalt ketika menerangkan tentang apa yang di berikan kepada Sulaiman ‘Alaihissalam :

أَيُّمَا شاطِنٍ عَصَاهُ عَكَاهُ ... ثُمَّ يُلْقِى فِي السِّجْن والأَغْلاَلِ

Syetan mana saja yang maksiat dan menentangnya, maka ia akan di lemparkan ke penjara dan di belenggu.

Dalam syair di atas dikatakan Sya thin ( شَاطِن ) -syathin bentuk isim fa’il dari syathana- dan bukan sya ith ( شَاءِط ) -sya ith bentuk isim fail dari sya tha-.

Berkata Sibawaih : “Orang Arab mengatakan tasyayyathana Fulan bila Fulan mengerjakan perbuatan syetan. Seandainya asal kata syetan dari kata sya tha maka pastilah mereka akan mengatakan tasyayyatha.

III. Asal jin dan Syetan.

Dalam membahas asal jin dan syetan, para ulama terbagi dalam dua madzhab :

Madzhab pertama menyatakan :

Sesungguhnya jin dan syetan itu asalnya satu. Keduanya merupakan anak-anak iblis sebagaimna manusia semuanya merupakan anak-anak Adam ‘Alaissalam. Diantara mereka ada yang mukmin namun diantara mereka ada juga yang kafir. Maka yang beriman dari kalangan manusia dan jin adalah para wali Allah, sedangkan yang kafir adalah syetan. Yang berpendapat seperti ini adalah Imam Hasan Al Bashri rahimahullah.

Madzhab kedua berpendapat :

Ibnu Abbas berpendapat bahwa jin adalah anak turunan jin juga. Mereka bukanlah syetan. Diantara mereka ada yang mukmin , namun ada juga yang kafir. Mereka makan, minum nikah, dan mati. Adapun syetan, mereka adalah anak-anak iblis dan tidak mati kecuali bersamaan dengan matinya iblis pada hari kiamat. Menurut pendapat Ibnu Abbas ini, asal jin berbeda dengan asal syetan.

Berkata Imam Al Qurthubi di dalam tafsirnya :

“Para Ulama ikhtilaf (berbeda pendapat) tentang asal jin. Ismail meriwayatkan dari Hasan Al-Bashri bahwa jin adalah anak iblis sedangkan manusia adalah anak Adam. Diantara mereka ada yang mukmin dan adapula yang kafir. Mereka mempunyai hak yang sama dalam hal pahala dan siksa. Barangsiapa diantara mereka yang mukmin, maka dia adalah wali Allaoh. Namun barangsiapa yang kafir maka dia adalah syetan. Adh-Dhahak telah meriwayatkan dari ibnu Abbas bahwa jin adalah anak-anak jin juga dan bukan syetan. Diantara mereka ada yang iman dan ada juga yang kufur. Sedangkan syetan adalah anak iblis, mereka tidaklah mati kecuali bersama iblis”.[7]

Ibnu Taimiyah berkata : ” Syetan adalah manusia dan jin yang durhaka, dan semua jin adalah anak-anak iblis”.[8]

Dalam menanggapi perbedaan pendapat ini Al-Amin Al-Haj Muhammad Ahmad menyatakan bahwa yang paling rajih - wallohu a’lam - adalah apa yang dikatakan oleh Imam Hasan Al-Bashri bahwa jin dengan syetan itu asalnya sama. Mereka adalah bangsa jin, berdasarkan firman Alloh :

وَالْجَانَّ خَلَقْنَاهُ مِنْ قَبْلُ مِنْ نَارِ السَّمُومِ

“Dan para jin itu telah Kami ciptakan sebelumnya dari api yang sangat panas”. (QS : Al-Hijr : 27)

Juga ucapan iblis - semoga Alloh melaknatnya - ketika diperintah untuk sujud kepada Adam dia takabbur dan beralasan dengan mengaku bahwa dia lebih baik dari Adam dengan ucapannya :

خَلَقْتَنِي مِنْ نَارٍ وَخَلَقْتَهُ مِنْ طِينٍ

“Engkau ciptakan aku dari api sedangkan Engkau menciptakan dia dari tanah” (Al-A’raf : 12)

Dari ayat-ayat tersebut jelas bahwa asal jin dengan syetan itu sama dan mereka dibebani dengan kewajiban, mereka juga minum, makan, berketurunan dan mati, kemudian mereka akan dibangkitkan pada hari kiamat lalu di hisab, maka diantara mereka ada yang bahagia namun ada pula yang celaka.

(Bersambung).... Insya Allah...

FOOTNOTE
[1]Lihat Lisan al-Arab Juz 13/92

[2] Lihat Ahkam Al-Marjan fii Ahkam Al-Jaan, halaman 6.

[3] HR.Ahmad. Lihat juga Tafsir Ibnu Katsir Juz 1 hal.17

[4] HR.Muslim. Lihat juga Tafsir Ibnu Katsir Juz 1 hal.17

[5] Lihat Tafsir Ibnu Katsir Juz 1 hal.17.

[6] Lihat Al-Jami’li Ahkam Al-Qur’an Juz I/90

[7] Lihat Al-Jami’liahkam Al-Qur’an Juz 19/5

[8] Lihat Majmu’al-Fatawa Juz 15/7

Ust.Abu Haidar

Artikel terkait ;

1.Mengenal Jin, Syetan dan Iblis_1

2.Mengenal Jin, Syetan dan Iblis_2


4 komentar:

  1. pada syaithan. huruf ن ada juga yang mengatakan bukan asli, jadi dari kata شطا dan artinya kurang lebih mirip.

    jazakallah atas berbaginya

    BalasHapus
  2. Affan....Suqron sudah berkunjung

    BalasHapus
  3. Terima ksih atas artikelnya... Dengan begini Alhamdulillah lebih mengerti akan jin dan setan... Trims mas

    BalasHapus
  4. saya masih bingung dan minim pengetahuan dalam hal ini, banyak pendapat yg berbeda

    BalasHapus

Utk memudahkan Komentar para sobat, sy hilangkan anti Spam, maka dr itu berikan Koment yang baik, apabila tidak lebih baik diam..dan utk komentar pembangunan, saya terima...