Sabtu, 26 Juni 2010

KISAH NABI ADAM Alaihi Salam ( 1 )



إنّ الحمد لله نحمده ونستعينه ونستغفره، ونعوذ بالله من شرور أنفسنا ومن سيّئات أعمالنا، من يهده الله فلا مضلّ له، ومن يضلل فلا هادي له، وأشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له، وأشهد أنّ محمدا عبده ورسوله {يا أيّها الذين آمنوا اتقوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ ولا تَمُوتُنَّ إلاَّ وأَنتُم مُسْلِمُونَ} {يا أيّها الناسُ اتّقُوا ربَّكمُ الَّذي خَلَقَكُم مِن نَفْسٍ واحِدَةٍ وخَلَقَ مِنْها زَوْجَها وبَثَّ مِنْهُما رِجالاً كَثِيراً وَنِساءً واتَّقُوا اللهََ الَّذِي تَسَائَلُونَ بِهِ والأَرْحامَ إِنَّ اللهَ كان عَلَيْكُمْ رَقِيباً } {يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللهَ وقُولُوا قَوْلاً سَدِيداً يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمالَكمْ ويَغْفِرْ لَكمْ ذُنوبَكُمْ ومَن يُطِعِ اللهَ ورَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزاً} أما بعد،فإن أصدق الحديث كلام الله وخير الهدي هدي محمد  وشر الأمور محدثاتها وكلّ محدثة بدعة ، وكل بدعة ضلالة ، وكل ضلالة في النار .

Sesungguhnya segala puji hanya milik Allah Azza wa Jalla Yang kita memuji-Nya, kita memohon pertolongan dan pengampunan dari-Nya, yang kita memohon dari kejelekan jiwa-jiwa kami dan keburukan amal-amal kami. Saya bersaksi bahwasanya tiada Ilah yang Haq untuk disembah melainkan Ia dan tiada sekutu bagi-Nya serta Muhammad Shalallahu Alaihi wa salam adalah utusan Allah Azza wa Jalla. “Wahai orang-orang yang beriman bertakwalah kepada Allah dengan sebenar-benar takwa dan janganlah kamu mati kecuali dalam keadaan islam”.

Setelah Allah Subhanahu' wa Ta'ala menciptakan bumi dengan gunung-gunungnya,laut-lautannya dan tumbuh-tumbuhannya,menciptakan langit dengan mataharinya,bulan dan bintang-bintangnya yang bergemerlapan menciptakan malaikat-malaikatnya ialah sejenis makhluk halus yang diciptakan untuk beribadah menjadi perantara antara Zat Yang Maha Kuasa dengan hamba-hamba terutama para rasul dan nabinya maka tibalah kehendak Allah Subhanahu' wa Ta'ala untuk menciptakan sejenis makhluk lain yang akan menghuni dan mengisi bumi memeliharanya menikmati tumbuh tumbuhannya,mengelola kekayaan yang terpendam di dalamnya dan berkembang biak turun-temurun waris-mewarisi sepanjang masa yang telah ditakdirkan baginya.

Pengertian Nama Adam.

Sebelum menceritakan sejarah manusia pertama dimuka bumi ini, mari kita ketahui dahulu pengertiannya.

Adam (Ibrani: אָדָם; Arab:آدم, berarti tanah, manusia, atau cokelat muda) adalah dipercaya oleh agama-agama Samawi sebagai manusia pertama, bersama dengan istrinya yang bernama Hawa. Menurut Agama Samawi pula, merekalah orang tua dari semua manusia yang ada di dunia. Rincian kisah mengenai Adam dan Hawa berbeda-beda antara agama Islam, Yahudi, Kristen, maupun agama lain yang berkembang dari ketiga agama Abrahamik ini.

Penciptaan Nabi Adam

Allah Subhanahu' wa Ta'ala mengumpulkan segenggam tanah dari bumi di dalamnya terdapat yang berwarna putih, hitam, kuning, coklat dan merah. Oleh karena itu, manusia memiliki beragam warna kulit. Allah Subhanahu' wa Ta'ala mencampur tanah dengan air sehingga menjadi tanah liat kering yang berasal dari lumpur hitam yang diberi bentuk. Dari tanah inilah Allah Subhanahu' wa Ta'ala menciptakan Nabi Adam. Setelah disempurnakan bentuknya, maka ditiupkanlah roh ke dalamnya sehingga ia dapat bergerak dan menjadi manusia yang sempurna. Awalnya Nabi Adam Alaihi Salam. ditempatkan di surga, tetapi terkena tipu daya iblis kemudian diturunkan ke bumi bersama istrinya karena mengingkari ketentuan Allah.

Seperti dalam beberapa Ayat dalam ayat-ayat Al-Qur'an, saya akan ambil QS : Al-Hijr : 26 ;

وَلَقَدْ خَلَقْنَا الإنْسَانَ مِنْ صَلْصَالٍ مِنْ حَمَإٍ مَسْنُونٍ
Dan sesungguhnya Kami telah meciptakan manusia (Adam) dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk.
dan ayat ke 28 ;
وَإِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلائِكَةِ إِنِّي خَالِقٌ بَشَرًا مِنْ صَلْصَالٍ مِنْ حَمَإٍ مَسْنُونٍ
Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: "Sesungguhnya Aku akan menciptakan seorang manusia dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk.

Tugas Khalifah

Adam diturunkan kebumi bukan karena mengingkari ketentuan, melainkan dari sejak akan diciptakan, Allah sudah menunjuk Adam sebagai khalifah di muka bumi. jadi meskipun tidak melanggar ketentuan (Allah), Adam akan tetap diturunkan kebumi sebagai khalifah pertama.

Adam merupakan nabi dan juga manusia pertama yang bergelar khalifah Allah yang dimuliakan dan ditinggikan derajatnya. Ia diutus untuk memperingatkan anak cucunya agar menyembah Allah Subhanahu' wa Ta'ala. Di antara sekian banyak anak cucunya, ada yang taat dan ada pula yang membangkang

Umur Nabi Adam Alaihi Salam dan anak-anaknya

Adam hidup selama 930 tahun setelah penciptaan (sekitar 3760-2830 SM), sedangkan Hawa lahir ketika Adam berusia 130 tahun. Menurut ajaran agama Samawi, setiap bayi lelaki dilahirkan bersamaan dengan seorang bayi perempuan (kembar). Adam menikahkan anak lelakinya dengan anak gadisnya yang tidak sekembar dengannya.

Menurut Ibnu Humayd, Salamah, Ibnu Ishaq, anak-anak Adam adalah : Cayn dan saudara perempuan, Abel dan Labuda, Ashut dan saudara kembarnya. Seth dan Hazura, Ayad dan saudara perempuan, Balagh dan saudara perempuan, Athati dan saudara perempuan, Tawbah dan saudara perempuan, Darabi dan saudara perempuan, Hadaz dan saudara perempuan, Yahus dan saudara perempuan, Sandal dan saudara perempuan, Baraq dan saudara perempuan, total keseluruhan anak Adam sejumlah 40 anak kembar.

Kekhawatiran Para Malaikat.

Para malaikat ketika diberitahukan oleh Allah Subhanahu' wa Ta'ala akan kehendak-Nya menciptakan makhluk lain itu, mereka khawatir kalau-kalau kehendak Allah menciptakan makhluk yang lain itu, disebabkan kekacauwan atau kelalaian mereka dalam ibadah dan menjalankan tugas atau karena pelanggaran yang mereka lakukan tanpa disadari berkata mereka kepada Allah Subhanahu' wa Ta'ala :

”Ya Allah! Buat apa Engkau menciptakan makhluk lain selain kami, padahal kami selalu bertasbih, bertahmid, melakukan ibadah dan mengagungkan nama-Mu tanpa henti-hentinya, sedang makhluk yang Engkau akan ciptakan dan turunkan ke bumi itu, niscaya akan bertengkar satu dengan lain, akan saling bunuh-membunuh berebutan menguasai kekayaan alam yang terlihat diatasnya dan terpendam di dalamnya, sehingga akan terjadilah kerusakan dan kehancuran di atas bumi yang Allah ciptakan itu.”

Allah berfirman, menghilangkan kekhawatiran para malaikat itu:

“Aku mengetahui apa yang kamu tidak ketahui dan Aku sendirilah yang mengetahui hikmat penguasaan Bani Adam atas bumi-Ku bila Aku telah menciptakannya dan meniupkan roh kepada nya, bersujudlah kamu di hadapan makhluk baru itu sebagai penghormatan dan bukan sebagai sujud ibadah, karena Allah Subhanahu' wa Ta'ala melarang hamba-Nya beribadah kepada sesama makhluk-Nya.” seperti Al-Qur'an ;

1. QS : Al-Hijr ayat :
dalam QS : Al-Kahfi : 50 ;

وَإِذْ قُلْنَا لِلْمَلائِكَةِ اسْجُدُوا لآدَمَ فَسَجَدُوا إِلا إِبْلِيسَ كَانَ مِنَ الْجِنِّ فَفَسَقَ عَنْ أَمْرِ رَبِّهِ أَفَتَتَّخِذُونَهُ وَذُرِّيَّتَهُ أَوْلِيَاءَ مِنْ دُونِي وَهُمْ لَكُمْ عَدُوٌّ بِئْسَ لِلظَّالِمِينَ بَدَلا

Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat: "Sujudlah kamu kepada Adam", maka sujudlah mereka kecuali iblis. Dia adalah dari golongan jin, maka ia mendurhakai perintah Tuhannya. Patutkah kamu mengambil dia dan turunan-turunannya sebagai pemimpin selain daripada-Ku, sedang mereka adalah musuhmu? Amat buruklah iblis itu sebagai pengganti (Allah) bagi orang-orang yang lalim.

Kemudian diciptakanlah Adam oleh Allah Subhanahu' wa Ta'ala dari segumpal tanah liat, kering dan lumpur hitam yang berbentuk. Setelah disempurnakan bentuknya ditiupkanlah roh ciptaan Allah ke dalamnya dan berdirilah ia tegak menjadi manusia yang sempurna, seperti dalam QS : Al-Hijr : 29 ;

فَإِذَا سَوَّيْتُهُ وَنَفَخْتُ فِيهِ مِنْ رُوحِي فَقَعُوا لَهُ سَاجِدِينَ
Maka apabila Aku telah menyempurnakan kejadiannya, dan telah meniupkan ke dalamnya ruh (ciptaan) Ku, maka tunduklah kamu kepadanya dengan bersujud.

Iblis Membangkang.

Perintah Allah kepada malaikat dan iblis untuk sujud kepada Adam merupakan awal permusuhan iblis kepada manusia. Ia menolak perintah itu sehingga dihukum Allah. Namun iblis berjanji akan menyesatkan Adam dan keturunannya. Salah satu bentuk tipu dayanya adalah berhasil menggoda Adam untuk melanggar larangan Allah sehingga Adam dikeluarkan dari surga.

Iblis membangkang dan enggan mematuhi perintah Allah seperti para malaikat yang lain, yang segera bersujud di hadapan Adam sebagai penghormatan bagi makhluk Allah yang akan diberi amanat menguasai bumi dengan segala apa yang hidup dan tumbuh di atasnya serta yang terpendam di dalamnya.Iblis merasa dirinya lebih mulia,lebih utama dan lebih agung dari Adam,karena ia diciptakan dari unsur api,sedang Adam dari tanah dan lumpur.Kebanggaannya dengan asal usulnya menjadikan ia sombong dan merasa rendah untuk bersujud menghormati Adam seperti para malaikat yang lain,walaupun diperintah oleh Allah.

Tuhan bertanya kepada Iblis:”Apakah yang mencegahmu sujud menghormati sesuatu yang telah Aku ciptakan dengan tangan-Ku?”

Iblis menjawab:”Aku adalah lebih mulia dan lebih unggul dari dia.Engkau ciptakan aku dari api dan menciptakannya dari lumpur.”

Karena kesombongan,kecongkakan dan pembangkangannya melakukan sujud yang diperintahkan,maka Allah menghukum Iblis dengan mengusir dari syurga dan mengeluarkannya dari barisan malaikat dengan disertai kutukan dan laknat yang akan melekat pd.dirinya hingga hari kiamat.Di samping itu ia dinyatakan sebagai penghuni neraka.

Seperti dalam QS : Al-Hijr : 31 s/d 35 ;

إِلا إِبْلِيسَ أَبَى أَنْ يَكُونَ مَعَ السَّاجِدِينَ
kecuali iblis. Ia enggan ikut bersama-sama (malaikat) yang sujud itu.
قَالَ يَا إِبْلِيسُ مَا لَكَ أَلا تَكُونَ مَعَ السَّاجِدِينَ
Allah berfirman: "Hai iblis, apa sebabnya kamu tidak (ikut sujud) bersama-sama mereka yang sujud itu?"
قَالَ لَمْ أَكُنْ لأسْجُدَ لِبَشَرٍ خَلَقْتَهُ مِنْ صَلْصَالٍ مِنْ حَمَإٍ مَسْنُونٍ
Berkata Iblis: "Aku sekali-kali tidak akan sujud kepada manusia yang Engkau telah menciptakannya dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk".
قَالَ فَاخْرُجْ مِنْهَا فَإِنَّكَ رَجِيمٌ
Allah berfirman: "Keluarlah dari surga, karena sesungguhnya kamu terkutuk,
وَإِنَّ عَلَيْكَ اللَّعْنَةَ إِلَى يَوْمِ الدِّينِ
dan sesungguhnya kutukan itu tetap menimpamu sampai hari kiamat".

Iblis dengan sombongnya menerima dengan baik hukuman Tuhan itu dan ia hanya mohon agar kepadanya diberi kesempatan untuk hidup kekal hingga hari kebangkitan kembali di hari kiamat.Allah meluluskan permohonannya dan ditangguhkanlah ia sampai hari kebangkitan,tidak berterima kasih dan bersyukur atas pemberian jaminan itu,bahkan sebaliknya ia mengancam akan menyesatkan Adam,sebagai sebab terusirnya dia dari syurga dan dikeluarkannya dari barisan malaikat,dan akan mendatangi anak-anak keturunannya dari segala sudut untuk memujuk mereka meninggalkan jalan yang lurus dan bersamanya menempuh jalan yang sesat,mengajak mereka melakukan maksiat dan hal-hal yang terlarang,menggoda mereka supaya melalaikan perintah-perintah agama dan mempengaruhi mereka agar tidak bersyukur dan beramal soleh.

Seperti dalam QS Al-Hijr : 39 - 40 ;

قَالَ رَبِّ بِمَا أَغْوَيْتَنِي لأزَيِّنَنَّ لَهُمْ فِي الأرْضِ وَلأغْوِيَنَّهُمْ أَجْمَعِينَ
Iblis berkata: "Ya Tuhanku, oleh sebab Engkau telah memutuskan bahwa aku sesat pasti aku akan menjadikan mereka memandang baik (perbuatan maksiat) di muka bumi, dan pasti aku akan menyesatkan mereka semuanya,
إِلا عِبَادَكَ مِنْهُمُ الْمُخْلَصِينَ
kecuali hamba-hamba Engkau yang mukhlis di antara mereka".


Kemudian Allah berfirman kepada Iblis yang terkutuk itu:
“Pergilah engkau bersama pengikut-pengikutmu yang semuanya akan menjadi isi neraka Jahanam dan bahan bakar neraka.Engkau tidak akan berdaya menyesatkan hamba-hamba-Ku yang telah beriman kepada Ku dengan sepenuh hatinya dan memiliki aqidah yang mantap yang tidak akan tergoyah oleh rayuanmu walaupun engkau menggunakan segala kepandaianmu menghasut dan memfitnah.”

قَالَ هَذَا صِرَاطٌ عَلَيَّ مُسْتَقِيمٌ

Allah berfirman: "Ini adalah jalan yang lurus; kewajiban Aku-lah (menjaganya).

Pengetahuan Adam Tentang Nama-Nama Benda.

Allah hendak menghilangkan anggapan rendah para malaikat terhadap Adam dan menyakinkan mereka akan kebenaran hikmat-Nya menunjuk Adam sebagai penguasa bumi,maka diajarkanlah kepada Adam nama-nama benda yang berada di alam semesta,kemudian diperagakanlah benda-benda itu di depan para malaikat seraya:”Cobalah sebutkan bagi-Ku nama benda-benda itu,jika kamu benar merasa lebih mengetahui dan lebih mengerti dari Adam.” Para malaikat tidak berdaya memenuhi tentangan Allah untuk menyebut nama-nama benda yang berada di depan mereka.

Mereka mengakui ketidak-sanggupan mereka dengan berkata:
“Maha Agung Engkau! Sesungguhnya kami tidak memiliki pengetahuan tentang sesuatu kecuali apa yang Tuhan ajakan kepada kami.Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mengetahui dan Maha Bijaksana.”

Adam lalu diperintahkan oleh Allah untuk memberitahukan nama-nama itu kepada para malaikat dan setelah diberitahukan oleh Adam, berfirmanlah Allah kepada mereka:”Bukankah Aku telah katakan padamu bahawa Aku mengetahui rahsia langit dan bumi dan mengetahui apa yang kamu lahirkan dan apa yang kamu sembunyikan.”


Bersambung : Insya Allah...

Jumat, 25 Juni 2010

Do'a Ibu kepada Juraij

إنّ الحمد لله نحمده ونستعينه ونستغفره، ونعوذ بالله من شرور أنفسنا ومن سيّئات أعمالنا، من يهده الله فلا مضلّ له، ومن يضلل فلا هادي له، وأشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له، وأشهد أنّ محمدا عبده ورسوله {يا أيّها الذين آمنوا اتقوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ ولا تَمُوتُنَّ إلاَّ وأَنتُم مُسْلِمُونَ} {يا أيّها الناسُ اتّقُوا ربَّكمُ الَّذي خَلَقَكُم مِن نَفْسٍ واحِدَةٍ وخَلَقَ مِنْها زَوْجَها وبَثَّ مِنْهُما رِجالاً كَثِيراً وَنِساءً واتَّقُوا اللهََ الَّذِي تَسَائَلُونَ بِهِ والأَرْحامَ إِنَّ اللهَ كان عَلَيْكُمْ رَقِيباً } {يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللهَ وقُولُوا قَوْلاً سَدِيداً يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمالَكمْ ويَغْفِرْ لَكمْ ذُنوبَكُمْ ومَن يُطِعِ اللهَ ورَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزاً} أما بعد،فإن أصدق الحديث كلام الله وخير الهدي هدي محمد  وشر الأمور محدثاتها وكلّ محدثة بدعة ، وكل بدعة ضلالة ، وكل ضلالة في النار . 

Sesungguhnya segala puji hanya milik Allah Azza wa Jalla Yang kita memuji-Nya, kita memohon pertolongan dan pengampunan dari-Nya, yang kita memohon dari kejelekan jiwa-jiwa kami dan keburukan amal-amal kami. Saya bersaksi bahwasanya tiada Ilah yang Haq untuk disembah melainkan Ia dan tiada sekutu bagi-Nya serta Muhammad Shalallahu Alaihi wa salam adalah utusan Allah Azza wa Jalla. “Wahai orang-orang yang beriman bertakwalah kepada Allah dengan sebenar-benar takwa dan janganlah kamu mati kecuali dalam keadaan islam”.

Doa seorang ibu sungguh mustajab. Baik doa kebaikan ataupun doa buruk. Rosululloh pernah menyampaikan suatu kisah menarik berkaitan dengan doa ibu. Suatu kisah nyata yang terjadi pada masa sebelum Rosululloh yang patut diambil sebagai ibroh bagi orang-orang yang beriman.

Dahulu, ada tiga orang bayi yang bisa berbicara. Salah satunya adalah seorang bayi yang hidup pada masa Juraij. Juraij adalah seorang ahli ibadah, dia memiliki sebuah tempat ibadah yang sekaligus jadi tempat tinggalnya.
Suatu ketika Juraij sedang melaksanakan sholat, tiba-tiba ibunya yang sedang sakit memanggilnya : “Wahai Juraij”. Dalam hatinya, Juraij bergumam: “Wahai Robbku, apakah yang harus aku dahulukan… meneruskan sholatku ataukah memenuhi panggilan ibuku?!”. Dalam kebimbangan, dia tetap meneruskan sholatnya. Sehingga sang ibu tertidur, selesai ia sholat dia melihat sang ibu sudah tertidur.

Lalu ketika sang ibu terbangun, ia kembali memanggilnya : “Wahai Juraij!”. Juraij yang saat itu pun sedang sholat bergumam dalam hatinya: “Wahai Robbku, apakah aku harus meneruskan sholatku… Ataukah (memenuhi) panggilan ibuku?l”. Tetapi dia tetap meneruskan sholatnya.

Sang ibu kembali tertidur untuk-kedua kalinya. dan ketiga kalinya sang ibu terbangun, seraya memanggil: “Wahai Juraij!”. Lagi-lagi Juraij sedang menjalankan sholat. Dalam hatinya, ia bergumam: “Wahai Robbku, haruskah aku memilih meneruskan sholatku ataukah memenuhi panggilan ibuku?”. Tetapi dia tetap meneruskan sholatnya.

Akhirnya, dengan kecewa setelah tiga kali panggilannya tidak mendapat sahutan Juraij anaknya, sang ibu berdoa: “Ya Alloh, janganlah engkau matikan Juraij hingga dia melihat wajah wanita pelacur”.

Orang-orang Bani Israil (ketika itu) sering menyebut-nyebut nama Juraij serta ketekunan ibadahnya, Suatu saat ada sang pengembala yang kemalaman dalam perjalanan lalu meminta izin kepada Juraij untuk menginap beristirahat beberapa hari dirumahnya, lalu Juraij mengizinkan untuk menginap, dan pada malam itu pula datang seorang wanita pelacur berparas cantik jelita yang meminta izin untuk menginap, sambil menggoda dan merayu Juraij, dengan tanpa basa-basi Juraij menolaknya lalu dengan penuh permohonan dengan alasan sudah larut malam pelacur itu meminta untuk dapat diizinkan, akhirnya Juraij mengizinkan menginap hanya satu malam, dengan perasaan kecewa wanita pelacur itu masuk, tanpa disengaja wanita itu melihat pria didalam rumah Juraij, akhirnya wanita itu berniat untuk membalas sakit hatinya kepada Juraij demi terlaksananya tipu muslihat ia berkata dalam hati : "aku akan membalas sakit hatiku kepada Juraij dengan menggodanya (Pengembala)". Wanita pelacur itupun kemudian merayu dan menawarkan diri kepada pengembala. karena Iman si Pengembala tipis maka terjadilah perzinaan antara dia dengan penggembala itu. Hingga akhirnya wanita itu hamil.

Dan manakala bayinya telah lahir, dia membuat pengakuan palsu dengan berkata kepada orang-orang: “Bayi ini adalah anak Juraij.” Mendengar hal itu, masyarakat percaya dan beramai-ramai mendatangi tempat ibadah Juraij, memaksanya turun, merusak tempat ibadahnya dan memukulinya.

Juraij yang tidak tahu masalahnya bertanya dengan heran: “Ada apa dengan kalian?”. “Kamu telah berzina dengan wanita pelacur lalu dia sekarang melahirkan anakmu”, jawab mereka.

Maka, tahulah Juraij bahwa ini adalah makar wanita lacur itu. Lantas bertanya: “Dimana bayinya?”. Merekapun membawa bayinya. Juraij berkata: “Biarkan saya melakukan sholat dulu”, kemudian dia berdiri sholat. Seusai menunaikan sholat, dia menghampiri si bayi lalu mencubit perutnya seraya bertanya: “Wahai bayi, siapakah ayahmu?”
Si bayi menjawab: “Ayahku adalah si fulan, seorang penggembala”.

Akhirnya, masyarakat bergegas menghampiri Juraij, mencium dan mengusapnya.Mereka minta maaf dan berkata: “Kami akan membangun tempat ibadahmu dari emas”. Juraij mengatakan: “Tidak, bangun saja seperti semula yaitu dari tanah liat”. Lalu merekapun mengerjakannya.

Cerita diatas diambil dari Hadits ;
Abu Hurairah r.a berkata, "Rasulullah menceritakan bahwa seorang ibu memanggil anaknya yang sedang shalat di tempat peribadatannya. Ibu itu berkata, 'Hai Juraij!' Lalu Juraij berkata (dalam hati), 'Ya Allah, ibuku (memanggilku), dan aku (sedang menunaikan) shalatku. Apakah yang harus aku perbuat?' Ibu itu memanggil lagi, 'Wahai Juraij!' Juraij berkata, 'Ibuku atau shalatku?' Ibunya memanggil lagi, 'Wahai Juraij!' Juraij berkata, 'Ya Allah, ibuku atau shalatku?' Ibu itu berkata, 'Ya Allah, semoga Juraij tidak mati sebelum ia melihat muka wanita pelacur terlebih dahulu.' Pada suatu ketika datang seorang wanita pelacur ke tempat peribadatannya, lalu ia melahirkan. Ketika ditanya, 'Anak siapa itu?' Wanita itu menjawab, 'Anak si Juraij, dan dia keluar dari tempat peribadatannya.' Juraij berkata, 'Mana wanita yang mengatakan anaknya adalah dariku? Juraij berkata, 'Wahai si kecil! Siapakah bapakmu?' Ia menjawab, 'Seorang penggembala kambing.'"

Wa Allahu alam.....

Rabu, 23 Juni 2010

Mengenal Syeh Muhammad Abdul Wahhab 4 end

إنّ الحمد لله نحمده ونستعينه ونستغفره، ونعوذ بالله من شرور أنفسنا ومن سيّئات أعمالنا، من يهده الله فلا مضلّ له، ومن يضلل فلا هادي له، وأشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له، وأشهد أنّ محمدا عبده ورسوله {يا أيّها الذين آمنوا اتقوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ ولا تَمُوتُنَّ إلاَّ وأَنتُم مُسْلِمُونَ} {يا أيّها الناسُ اتّقُوا ربَّكمُ الَّذي خَلَقَكُم مِن نَفْسٍ واحِدَةٍ وخَلَقَ مِنْها زَوْجَها وبَثَّ مِنْهُما رِجالاً كَثِيراً وَنِساءً واتَّقُوا اللهََ الَّذِي تَسَائَلُونَ بِهِ والأَرْحامَ إِنَّ اللهَ كان عَلَيْكُمْ رَقِيباً } {يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللهَ وقُولُوا قَوْلاً سَدِيداً يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمالَكمْ ويَغْفِرْ لَكمْ ذُنوبَكُمْ ومَن يُطِعِ اللهَ ورَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزاً} أما بعد،فإن أصدق الحديث كلام الله وخير الهدي هدي محمد  وشر الأمور محدثاتها وكلّ محدثة بدعة ، وكل بدعة ضلالة ، وكل ضلالة في النار . 

Sesungguhnya segala puji hanya milik Allah Azza wa Jalla Yang kita memuji-Nya, kita memohon pertolongan dan pengampunan dari-Nya, yang kita memohon dari kejelekan jiwa-jiwa kami dan keburukan amal-amal kami. Saya bersaksi bahwasanya tiada Ilah yang Haq untuk disembah melainkan Ia dan tiada sekutu bagi-Nya serta Muhammad Shalallahu Alaihi wa salam adalah utusan Allah Azza wa Jalla. “Wahai orang-orang yang beriman bertakwalah kepada Allah dengan sebenar-benar takwa dan janganlah kamu mati kecuali dalam keadaan islam”.

Tantangan Dakwah Beliau dan Pemecahannya

Sebagaimana lazimnya, seorang pemimpin besar dalam suatu gerakan perubahan , maka Syeikh Muhammad bin `Abdul Wahab pun tidak lepas dari sasaran permusuhan dari pihak-pihak tertentu, baik dari dalam maupun dari luar Islam, terutama setelah Syeikh menyebarkah dakwahnya dengan tegas melalui tulisan-tulisannya, berupa buku-buku mahupun surat-surat yang tidak terkira banyaknya. Surat-surat itu dikirim ke segenap penjuru negeri Arab dan juga negeri-negeri Ajam (bukan Arab).


Surat-suratnya itu dibalas oleh pihak yang menerimanya, sehingga menjadi beratus-ratus banyaknya. Mungkin kalau dibukukan niscaya akan menjadi puluhan jilid tebalnya.

Sebagian dari surat-surat ini sudah dihimpun, diedit serta diberi ta’liq dan sudah diterbitkan, sebagian lainnya sedang dalam proses penyusunan. Ini tidak termasuk buku-buku yang sangat berharga yang sempat ditulis sendiri oleh Syeikh di celah-celah kesibukannya yang luarbiasa itu. Adapun buku-buku yang sempat ditulisnya itu berupa buku-buku pegangan dan rujukan kurikulum yang dipakai di madrasah-madrasah ketika beliau memimpin gerakan tauhidnya.

Tentangan maupun permusuhan yang menghalang dakwahnya, muncul dalam dua bentuk: 1. Permusuhan atau tentangan atas nama ilmiyah dan agama, 2. Atas nama politik yang berselubung agama.

Bagi yang terakhir, mereka memperalatkan golongan ulama tertentu, demi mendukung kumpulan mereka untuk memusuhi dakwah Wahabiyah.

Mereka menuduh dan memfitnah Syeikh sebagai orang yang sesat lagi menyesatkan, sebagai kaum Khawarij, sebagai orang yang ingkar terhadap ijma’ ulama dan pelbagai macam tuduhan buruk lainnya.

Namun Syeikh menghadapi semuanya itu dengan semangat tinggi, dengan tenang, sabar dan beliau tetap melancarkan dakwah bil lisan dan bil hal, tanpa mempedulikan celaan orang yang mencelanya.

Pada hakikatnya ada tiga golongan musuh-musuh dakwah beliau:

1. Golongan ulama khurafat, yang mana mereka melihat yang haq (benar) itu batil dan yang batil itu haq. Mereka menganggap bahwa mendirikan bangunan di atas kuburan lalu dijadikan sebagai masjid untuk bersembahyang dan berdoa di sana dan mempersekutukan Allah dengan penghuni kubur, meminta bantuan dan meminta syafaat padanya, semua itu adalah agama dan ibadah. Dan jika ada orang-orang yang melarang mereka dari perbuatan jahiliyah yang telah menjadi adat tradisi nenek moyangnya, mereka menganggap bahwa orang itu membenci auliya’ dan orang-orang soleh, yang bererti musuh mereka yang harus segera diperangi.

2. Golongan ulama taashub, yang mana mereka tidak banyak tahu tentang hakikat Syeikh Muhammad bin `Abdul Wahab dan hakikat ajarannya. Mereka hanya taqlid belaka dan percaya saja terhadap berita-berita negatif mengenai Syeikh yang disampaikan oleh kumpulan pertama di atas sehingga mereka terjebak dalam perangkap Ashabiyah (kebanggaan dengan golongannya) yang sempit tanpa mendapat kesempatan untuk melepaskan diri dari belitan ketaashubannya. Lalu menganggap Syeikh dan para pengikutnya seperti yang diberitakan, yaitu; anti Auliya’ dan memusuhi orang-orang shaleh serta mengingkari karamah mereka. Mereka mencaci-maki Syeikh habis-habisan dan beliau dituduh sebagai murtad.

3. Golongan yang takut kehilangan pangkat dan jawatan, pengaruh dan kedudukan. Maka golongan ini memusuhi beliau supaya dakwah Islamiyah yang dilancarkan oleh Syeikh yang berpandukan kepada aqidah Salafiyah murni gagal karena ditelan oleh suasana hingar-bingarnya penentang beliau.

Demikianlah tiga jenis musuh yang lahir di tengah-tengah nyalanya api gerakan yang digerakkan oleh Syeikh dari Najd ini, yang mana akhirnya terjadilah perang perdebatan dan polemik yang berkepanjangan di antara Syeikh di satu pihak dan lawannya di pihak yang lain. Syeikh menulis surat-surat dakwahnya kepada mereka, dan mereka menjawabnya. Demikianlah seterusnya.

Perang pena yang terus menerus berlangsung itu, bukan hanya terjadi di masa hayat Syeikh sendiri, akan tetapi berterusan sampai kepada anak cucunya. Di mana anak cucunya ini juga ditakdirkan Allah menjadi ulama.

Merekalah yang meneruskan perjuangan al-maghfurlah Syeikh Muhammad bin `Abdul Wahab, yang dibantu oleh para muridnya dan pendukung-pendukung ajarannya. Demikianlah perjuangan Syeikh yang berawal dengan lisan, lalu dengan pena dan seterusnya dengan senjata, telah didukung sepenuhnya oleh Amir Muhammad bin Saud, penguasa Dar’iyah.

Beliau pertama kali yang mengumandangkan jihadnya dengan pedang pada tahun 1158 H. Sebagaimana kita ketahui bahwa seorang da’i ilallah, apabila tidak didukung oleh kekuatan yang mantap, pasti dakwahnya akan surut, meskipun pada tahap pertama mengalami kemajuan. Namun pada akhirnya orang akan jemu dan secara beransur-ansur dakwah itu akan ditinggalkan oleh para pendukungnya.

Oleh karena itu, maka kekuatan yang paling ampuh untuk mempertahankan dakwah dan pendukungnya, tidak lain harus didukung oleh senjata. Karena masyarakat yang dijadikan sebagai objek daripada dakwah kadangkala tidak mampan dengan lisan mahupun tulisan, akan tetapi mereka harus diiring dengan senjata, maka waktu itulah perlunya memainkan peranan senjata.

Alangkah benarnya firman Allah Subhanahu wa Ta’ala: ” Sesungguhnya Kami telah mengutus Rasul-rasul Kami, dengan membawa bukti-bukti yang nyata dan telah Kami turunkan bersama mereka Al-Kitab dan Mizan/neraca (keadilan) supaya manusia dapat melaksanakan keadilan. Dan Kami ciptakan besi yang padanya terdapat kekuatan yang hebat dan pelbagai manfaat bagi umat manusia, dan supaya Allah mengetahui siapa yang menolong (agama)Nya dan RasulNya padahal Allah tidak dilihatnya. Sesungguhnya Allah Maha Kuat dan Maha Perkasa.” (al-Hadid:25)

Ayat di atas menerangkan bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala mengutus para RasulNya dengan disertai bukti-bukti yang nyata untuk menumpaskan kebatilan dan menegakkan kebenaran. Di samping itu pula, mereka dibekalkan dengan Kitab yang di dalamnya terdapat pelbagai macam hukum dan undang-undang, keterangan dan penjelasan. Juga Allah menciptakan neraca (mizan) keadilan, baik dan buruk serta haq dan batil, demi tertegaknya kebenaran dan keadilan di tengah-tengah umat manusia.

Namun semua itu tidak mungkin berjalan dengan lancar dan stabil tanpa ditunjang oleh kekuatan besi (senjata) yang menurut keterangan al-Qur’an al-Hadid fihi basun syadid yaitu, besi baja yang mempunyai kekuatan dahsyat. yaitu berupa senjata tajam, senjata api, peluru, senapan, meriam, kapal perang, nuklir dan lain-lain lagi, yang pembuatannya mesti menggunakan unsur besi.

Sungguh besi itu amat besar manfaatnya bagi kepentingan umat manusia yang mana al-Qur’an menyatakan dengan Wama nafiu linasi yaitu dan banyak manfaatnya bagi umat manusia. Apatah lagi jika dipergunakan bagi kepentingan dakwah dan menegakkan keadilan dan kebenaran seperti yang telah dimanfaatkan oleh Syeikh Muhammad bin `Abdul Wahab semasa gerakan tauhidnya tiga abad yang lalu.

Orang yang mempunyai akal yang sehat dan fikiran yang bersih akan mudah menerima ajaran-ajaran agama, sama ada yang dibawa oleh Nabi, mahupun oleh para ulama. Akan tetapi bagi orang zalim dan suka melakukan kejahatan, yang diperhambakan oleh hawa nafsunya, mereka tidak akan tunduk dan tidak akan mau menerimanya, melainkan jika mereka diiring dengan senjata.

Penutup

Demikianlah Syeikh Muhammad bin `Abdul Wahab dalam dakwah dan jihadnya telah memanfaatkan lisan, pena serta pedangnya seperti yang dilakukan oleh Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam sendiri, di waktu baginda mengajak kaum Quraisy kepada agama Islam pada waktu dahulu. Yang demikian itu telah dilakukan terus menerus oleh Syeikh Muhammad selama lebih kurang 48 tahun tanpa berhenti, yaitu dari tahun 1158 Hinggalah akhir hayatnya pada tahun 1206 H.

Wafatnya Beliau

Muhammad bin `Abdul Wahab telah menghabiskan waktunya selama 48 tahun lebih di Dar’iyah. Keseluruhan hidupnya diisi dengan kegiatan menulis, mengajar, berdakwah dan berjihad serta mengabdi sebagai menteri penerangan Kerajaan Saudi di Tanah Arab. Muhammad bin Abdulwahab berdakwah sampai usia 92 tahun, beliau wafat pada tanggal 29 Syawal 1206 H, bersamaan dengan tahun 1793 M, dalam usia 92 tahun. Jenazahnya dikebumikan di Dar’iyah (Najd).



Selasa, 22 Juni 2010

Cara pasang Widget RodjaTv di Blog

إنّ الحمد لله نحمده ونستعينه ونستغفره، ونعوذ بالله من شرور أنفسنا ومن سيّئات أعمالنا، من يهده الله فلا مضلّ له، ومن يضلل فلا هادي له، وأشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له، وأشهد أنّ محمدا عبده ورسوله {يا أيّها الذين آمنوا اتقوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ ولا تَمُوتُنَّ إلاَّ وأَنتُم مُسْلِمُونَ} {يا أيّها الناسُ اتّقُوا ربَّكمُ الَّذي خَلَقَكُم مِن نَفْسٍ واحِدَةٍ وخَلَقَ مِنْها زَوْجَها وبَثَّ مِنْهُما رِجالاً كَثِيراً وَنِساءً واتَّقُوا اللهََ الَّذِي تَسَائَلُونَ بِهِ والأَرْحامَ إِنَّ اللهَ كان عَلَيْكُمْ رَقِيباً } {يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللهَ وقُولُوا قَوْلاً سَدِيداً يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمالَكمْ ويَغْفِرْ لَكمْ ذُنوبَكُمْ ومَن يُطِعِ اللهَ ورَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزاً} أما بعد،فإن أصدق الحديث كلام الله وخير الهدي هدي محمد  وشر الأمور محدثاتها وكلّ محدثة بدعة ، وكل بدعة ضلالة ، وكل ضلالة في النار .

Sesungguhnya segala puji hanya milik Allah Azza wa Jalla Yang kita memuji-Nya, kita memohon pertolongan dan pengampunan dari-Nya, yang kita memohon dari kejelekan jiwa-jiwa kami dan keburukan amal-amal kami. Saya bersaksi bahwasanya tiada Ilah yang Haq untuk disembah melainkan Ia dan tiada sekutu bagi-Nya serta Muhammad Shalallahu Alaihi wa salam adalah utusan Allah Azza wa Jalla. “Wahai orang-orang yang beriman bertakwalah kepada Allah dengan sebenar-benar takwa dan janganlah kamu mati kecuali dalam keadaan islam”.

Postingan kali ini membahas tentang cara pasang Widget RodjaTv di Blogspot, mudah-mudahan dapat membantu sobat yang kesulitan, caranya klick tombol Block All dibawah ini lalu tekan Ctrl+c ( tapi jangan pakai + ya );

Kemudian buka Notepad pada komputer anda lalu paste atau Ctrl+V terlebih dahulu, lalu untuk menempatkan Script diatas pada blog anda, silahkan ikuti langkah-langkah berikut ini ;

Untuk blogger dengan template Baru :

1. Log in terlebih dahulu ke blogger.com dengan id anda

2. Klik menu Rancanganseperti gbr dibawah ;


3. Lalu setelah itu, klick Elemen Laman, seperti gbr dibawah ;


4. Klick pada Tambahkan Gadget, seperti gbr dibawah ;



5. Setelah diklick akan keluar Window Pop up, lalu klick tulisan HTML/JavaScript pada window pop up tersebut, lihat gbr dibawah ini :



6. Lalu masukan kode script yang telah di copy pada Notepad dan di paste pada kolomnya atau tekan Ctrl+V.

7. Klick Save / Simpan

8. Selesai. Silahkan lihat pada Pratinjau.


Sekarang Widget RodjaTv bisa dinikmati oleh anda / sobat-sobat yang mengunjungi blog atau site anda.

Oh ya sebagai keterangan kode Script tadi seperti berikut,

wWidth = untuk menentukan lebar player.

wHeight = untuk menentukan tinggi player.

wAutostart = isi dengan true/false, true untuk otomatis play dan bila sebaliknya isi dengan false.

wFullscreen = isi dengan tru/false, true untuk mengijinkan player dalam mode fullscreen dan bila tidak isi dengan false.

wBorderOut = warna garis luar.

wBackgroundOut = warna latar luar.

wBorderIn = warna garis dalam.

wBackgroundIn = warna latar dalam.

wColor = warna huruf judul.

Semoga apa yang kami upayakan ini bisa bermanfaat bagi anda sekalian dan juga bisa menjadi pemberat timbangan amal kita diakhirat kelak..Amin..

Syukron, Jazakallahu Khairan.

Lihat Contohnya di Kumpulam Al-Qur'an Hadits.blogspot.com

Mengenal Syeh Muhammad Abdul Wahhab 3

إنّ الحمد لله نحمده ونستعينه ونستغفره، ونعوذ بالله من شرور أنفسنا ومن سيّئات أعمالنا، من يهده الله فلا مضلّ له، ومن يضلل فلا هادي له، وأشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له، وأشهد أنّ محمدا عبده ورسوله {يا أيّها الذين آمنوا اتقوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ ولا تَمُوتُنَّ إلاَّ وأَنتُم مُسْلِمُونَ} {يا أيّها الناسُ اتّقُوا ربَّكمُ الَّذي خَلَقَكُم مِن نَفْسٍ واحِدَةٍ وخَلَقَ مِنْها زَوْجَها وبَثَّ مِنْهُما رِجالاً كَثِيراً وَنِساءً واتَّقُوا اللهََ الَّذِي تَسَائَلُونَ بِهِ والأَرْحامَ إِنَّ اللهَ كان عَلَيْكُمْ رَقِيباً } {يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللهَ وقُولُوا قَوْلاً سَدِيداً يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمالَكمْ ويَغْفِرْ لَكمْ ذُنوبَكُمْ ومَن يُطِعِ اللهَ ورَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزاً} أما بعد،فإن أصدق الحديث كلام الله وخير الهدي هدي محمد  وشر الأمور محدثاتها وكلّ محدثة بدعة ، وكل بدعة ضلالة ، وكل ضلالة في النار .

Sesungguhnya segala puji hanya milik Allah Azza wa Jalla Yang kita memuji-Nya, kita memohon pertolongan dan pengampunan dari-Nya, yang kita memohon dari kejelekan jiwa-jiwa kami dan keburukan amal-amal kami. Saya bersaksi bahwasanya tiada Ilah yang Haq untuk disembah melainkan Ia dan tiada sekutu bagi-Nya serta Muhammad Shalallahu Alaihi wa salam adalah utusan Allah Azza wa Jalla. “Wahai orang-orang yang beriman bertakwalah kepada Allah dengan sebenar-benar takwa dan janganlah kamu mati kecuali dalam keadaan islam”.

Berdakwah Melalui Surat-menyurat

Syeikh menempuh pelbagai macam dan cara, dalam menyampaikan dakwahnya, sesuai dengan keadaan masyarakat yang dihadapinya. Di samping berdakwah melalui lisan, beliau juga tidak mengabaikan dakwah secara pena dan pada saatnya juga jika perlu beliau berdakwah dengan besi (pedang).

Maka Syeikh mengirimkan suratnya kepada ulama-ulama Riyadh dan para umaranya, yang pada ketika itu adalah Dahkan bin Dawwas. Surat-surat itu dikirimkannya juga kepada para ulama dan penguasa-penguasa. Beliau terus mengirimkan surat-surat dakwahnya itu ke sleuruh penjuru Arab, baik yang dekat ataupun jauh. Di dalam surat-surat itu, beliau menjelaskan tentang bahaya syirik yang mengancam negeri-negeri Islam di seluruh dunia, juga bahaya bid’ah, khurafat dan tahyul.

Bukanlah berarti bahwa ketika itu tidak ada lagi perhatian para ulama Islam setempat kepada agama ini, sehingga seolah-olah bagaikan tidak ada lagi yang memperahtikan masalah agama. Akan tetapi yang sedang kita bicarakan sekarang adalah masalah negeri Najd dan sekitarnya.

Berkat hubungan surat menyurat Syeikh terhadap para ulama dan umara dalam dan luar negeri, telah menambahkan kemasyhuran nama Syeikh sehingga beliau disegani di antara kawan dan lawannya, hingga jangkauan dakwahnya semakin jauh berkumandang di luar negeri, dan tidak kecil pengaruhnya di kalangan para ulama dan pemikir Islam di seluruh dunia, seperti di Hindia, Indonesia, Pakistan, Afghanistan, Afrika Utara, Maghribi, Mesir, Syria, Iraq dan lain-lain lagi.

Memang cukup banyak para da’i dan ulama di negeri-negeri tersebut tetapi pada waktu itu kebanyakan di antara mereka yang kehilangan arah, meskipun mereka memiliki ilmu-ilmu yang cukup memadai.

Demikianlah banyaknya surat-menyurat di antara Syeikh dengan para ulama di dalam dan luar Jazirah Arab, sehingga menjadi dokumen yang amat berharga sekali. Akhir-akhir ini semua tulisan beliau, yang berupa risalah, maupun kitab-kitabnya, sedang dihimpun untuk dicetak dan sebagian sudah dicetak dan disebarkan ke seluruh pelosok dunia Islam, baik melalui Rabithah al-`Alam Islami, maupun terus dari pihak kerajaan Saudi sendiri ( di masa mendatang). Begitu juga dengan tulisan-tulisan dari putera-putera dan cucu-cucu beliau serta tulisan-tulisan para murid-muridnya dan pendukung-pendukungnya yang telah mewarisi ilmu-ilmu beliau. Di masa kini, tulisan-tulisan beliau sudah tersebar luas ke seluruh pelosok dunia Islam.

Dengan demikian, jadilah Dar’iyah sebagai pusat penyebaran dakwah kaum Muwahhidin (gerakan pemurnian tauhid) oleh Syeikh Muhammad bin `Abdul Wahab yang didukung oleh penguasa Amir Ibnu Saud. Kemudian murid-murid keluaran Dar’iyah pula menyebarkan ajaran-ajaran tauhid murni ini ke seluruh pelusuk negeri dengan cara membuka sekolah-sekolah di daerah-daerah mereka.

Sejarah pembaharuan yang digerakkan oleh Syeikh Muhammad bin `Abdul Wahab ini tercatat dalam sejarah dunia sebagai yang paling hebat dari jenisnya dan amat cemerlang.

Di samping itu, hal ini merupakan suatu pergerakan perubahan besar yang banyak memakan korban manusia maupun harta benda. Karena pergerakan ini mendapat tentangan bukan hanya dari luar, akan tetapi lebih banyak datangnya dari kalangan sendiri, terutama dari tokoh-tokoh agama Islam sendiri yang takut akan kehilangan pangkat, kedudukan, pengaruh dan jamaahnya. Namun, oleh karena perlawanan sudah juga digencarkan muslimin sendiri, maka orang-orang di luar Islam pula, terutama kaum orientalis mendapat angin segar untuk turut campur-tangan membesarkan perselisihan diantara umat Islam sehingga terjadi saling membid’ahkan dan bahkan saling mengkafirkan.

Masa-masa tersebut telah pun berlalu. Umat Islam kini sudah sedar tentang apa dan siapa kaum pengikut dakwah Rasulullah yang diteruskan Muhammad bin Abdul Wahhab (dijuluki Wahabi). Dan satu persatu kejahatan dan kebusukan kaum orientalis yang sengaja mengadu domba antara sesama umat Islam semenjak awal, begitu juga dari kaum penjajah Barat, semuanya kini sudah terungkap.

Meskipun usaha musuh-musuh dakwahnya begitu hebat, sama ada dari kalangan dalam Islam sendiri, mahupun dari kalangan luarnya, yang dilancarkan melalui pena atau ucapan, yang ditujukan untuk membendung dakwah tauhid ini, namun usaha mereka sia-sia belaka, karena ternyata Allah Subhanahu wa Ta’ala telah memenangkan perjuangan dakwah tauhid yang dipelopori oleh Syeikh Islam, Imam Muhammad bin `Abdul Wahab yang telah mendapat sambutan bukan hanya oleh penduduk negeri Najd saja, akan tetapi juga sudah menggema ke seluruh dunia Islam dari Maghribi sampai ke Merauke, malah kini sudah berkumandang pula ke seluruh dunia.

Dalam hal ini, jasa-jasa Putera Muhammad bin Saud (pendiri kerajaan Arab Saudi) dengan semua anak cucunya tidaklah boleh dilupakan begitu saja, di mana dari masa ke masa mereka telah membantu perjuangan tauhid ini dengan harta dan jiwa.

Untuk mencapai tujuan pemurnian ajaran agama Islam, Syeikh Muhammad bin `Abdul Wahab telah menempuh pelbagai macam cara. Kadangkala lembut dan kadangkala kasar, sesuai dengan sifat orang yang dihadapinya. Beliau mendapat pertentangan dan perlawanan dari kelompok yang tidak menyenanginya karena sikapnya yang tegas dan tanpa kompromi, sehingga lawan-lawannya membuat tuduhan-tuduhan ataupun pelbagai fitnah terhadap dirinya dan pengikut-pengikutnya.

Musuh-musuhnya pernah menuduh bahwa Syeikh Muhammad bin `Abdul Wahab telah melarang para pengikutnya membaca kitab fiqh, tafsir dan hadith. Malahan ada yang lebih keji, yaitu menuduh Syeikh Muhammad telah membakar beberapa kitab tersebut, serta menafsirkan Al Qur’an menurut kehendak hawa nafsu sendiri.

Apa yang dituduh dan difitnah terhadap Syeikh Ibnu `Abdul Wahab itu, telah dijawab dengan tegas oleh seorang pengarang terkenal, yaitu al-Allamah Syeikh Muhammad Basyir as-Sahsawani, dalam bukunya yang berjudul Shiyanah al-Insan di halaman 473 seperti berikut:

“Sebenarnya tuduhan tersebut telah dijawab sendiri oleh Syeikh Ibnu `Abdul Wahab sendiri dalam suatu risalah yang ditulisnya dan dialamatkan kepada `Abdullah bin Suhaim dalam pelbagai masalah yang diperselisihkan itu. Diantaranya beliau menulis bahwa semua itu adalah bohong dan kata-kata dusta belaka, seperti dia dituduh membatalkan kitab-kitab mazhab, dan dia mendakwakan dirinya sebagai mujtahid, bukan muqallid.”

Kemudian dalam sebuah risalah yang dikirimnya kepada `Abdurrahman bin `Abdullah, Muhammad bin `Abdul Wahab berkata: “Aqidah dan agama yang aku anut, ialah mazhab Ahli Sunnah wal Jamaah, sebagai tuntunan yang dipegang oleh para Imam Muslimin, seperti Imam-imam Mazhab empat dan pengikut-pengikutnya sampai hari kiamat. Aku hanyalah suka menjelaskan kepada orang-orang tentang pemurnian agama dan aku larang mereka berdoa (mohon syafaat) pada orang yang hidup atau orang mati daripada orang-orang soleh dan lainnya.”

`Abdullah bin Muhammad bin `Abdul Wahab, menulis dalam risalahnya sebagai ringkasan dari beberapa hasil karya ayahnya, Syeikh Ibnu `Abdul Wahab, seperti berikut: “Bahwa mazhab kami dalam Ushuluddin (Tauhid) adalah mazhab Ahlus Sunnah wal Jamaah, dan cara (sistem) pemahaman kami adalah mengikuti cara Ulama Salaf. Sedangkan dalam hal masalah furu’ (fiqh) kami cenderung mengikuti mazhab Ahmad bin Hanbal rahimahullah. Kami tidak pernah mengingkari (melarang) seseorang bermazhab dengan salah satu daripada mazhab yang empat. Dan kami tidak mempersetujui seseorang bermazhab kepada mazhab yang luar dari mazhab empat, seprti mazhab Rafidhah, Zaidiyah, Imamiyah dan lain-lain lagi. Kami tidak membenarkan mereka mengikuti mazhab-mazhab yang batil. Malah kami memaksa mereka supaya bertaqlid (ikut) kepada salah satu dari mazhab empat tersebut. Kami tidak pernah sama sekali mengaku bahwa kami sudah sampai ke tingkat mujtahid mutlaq, juga tidak seorang pun di antara para pengikut kami yang berani mendakwakan dirinya dengan demikian. Hanya ada beberapa masalah yang kalau kami lihat di sana ada nash yang jelas, baik dari Qur’an mahupun Sunnah, dan setelah kami periksa dengan teliti tidak ada yang menasakhkannya, atau yang mentaskhsiskannya atau yang menentangnya, lebih kuat daripadanya, serta dipegangi pula oleh salah seorang Imam empat, maka kami mengambilnya dan kami meninggalkan mazhab yang kami anut, seperti dalam masalah warisan yang menyangkut dengan kakek dan saudara lelaki; Dalam hal ini kami berpendirian mendahulukan kakek, meskipun menyalahi mazhab kami (Hambali).”

Demikianlah bunyi isi tulisan kitab Shiyanah al-Insan, hal. 474. Seterusnya beliau berkata: “Adapun yang mereka fitnah kepada kami, sudah tentu dengan maksud untuk menutup-nutupi dan menghalang-halangi yang hak, dan mereka membohongi orang banyak dengan berkata: `Bahwa kami suka mentafsirkan Qur’an dengan selera kami, tanpa mengindahkan kitab-kitab tafsirnya. Dan kami tidak percaya kepada ulama, menghina Nabi kita Muhammad Shalallahu ‘alaihi wassalam’ dan dengan perkataan `bahwa jasad Nabi Shalallahu ‘alaihi wassalam itu buruk di dalam kuburnya. Dan bahwa tongkat kami ini lebih bermanfaat daripada Nabi, dan Nabi itu tidak mempunyai syafaat.

Dan ziarah kepada kubur Nabi itu tidak sunat, Nabi tidak mengerti makna “La ilaha illallah” sehingga perlu diturunkan kepadanya ayat yang berbunyi: “Fa’lam annahu La ilaha illallah,” dan ayat ini diturunkan di Madinah. Dituduhnya kami lagi, bahwa kami tidak percaya kepada pendapat para ulama. Kami telah menghancurkan kitab-kitab karangan para ulama mazhab, karena didalamnya bercampur antara yang hak dan batil. Malah kami dianggap mujassimah (menjasmanikan Allah), serta kami mengkufurkan orang-orang yang hidup sesudah abad keenam, kecuali yang mengikuti kami. Selain itu kami juga dituduh tidak mahu menerima bai’ah seseorang sehingga kami menetapkan atasnya `bahwa dia itu bukan musyrik begitu juga ibu-bapaknya juga bukan musyrik.’

Dikatakan lagi bahwa kami telah melarang manusia membaca selawat ke atas Nabi Shalallahu ‘alaihi wassalam dan mengharamkan berziarah ke kubur-kubur. Kemudian dikatakannya pula, jika seseorang yang mengikuti ajaran agama sesuai dengan kami, maka orang itu akan diberikan kelonggaran dan kebebasan dari segala beban dan tanggungan atau hutang sekalipun.

Kami dituduh tidak mahu mengakui kebenaran para ahlul Bait Radiyallahu ‘anhum. Dan kami memaksa menikahkan seseorang yang tidak kufu serta memaksa seseorang yang tua umurnya dan ia mempunyai isteri yang muda untuk diceraikannya, karena akan dinikahkan dengan pemuda lainnya untuk mengangkat derajat golongan kami.

Maka semua tuduhan yang diada-adakan dalam hal ini sungguh kami tidak mengerti apa yang harus kami katakan sebagai jawapan, kecuali yang dapat kami katakan hanya “Subhanaka – Maha suci Engkau ya Allah” ini adalah kebohongan yang besar. Oleh karena itu, maka barangsiapa menuduh kami dengan hal-hal yang tersebut di atas tadi, mereka telah melakukan kebohongan yang amat besar terhadap kami. Barangsiapa mengaku dan menyaksikan bahwa apa yang dituduhkan tadi adalah perbuatan kami, maka ketahuilah: bahwa kesemuanya itu adalah suatu penghinaan terhadap kami, yang dicipta oleh musuh-musuh agama ataupun teman-teman syaithan dari menjauhkan manusia untuk mengikuti ajaran sebersih-bersih tauhid kepada Allah dan keikhlasan beribadah kepadaNya.

Kami beri’tiqad bahwa seseorang yang mengerjakan dosa besar, seperti melakukan pembunuhan terhadap seseorang Muslim tanpa alasan yang wajar, begitu juga seperti berzina, riba’ dan minum arak, meskipun berulang-ulang, maka orang itu hukumnya tidaklah keluar dari Islam (murtad), dan tidak kekal dalam neraka, apabila ia tetap bertauhid kepada Allah dalam semua ibadahnya.” (Shiyanah al-Insan, m.s 475)

Khusus tentang Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi wassalam, Syeikh Muhammad bin `Abdul Wahab berkata: “Dan apapun yang kami yakini terhadap martabat Muhammad Shalallahu ‘alaihi wassalam bahwa martabat beliau itu adalah setinggi-tinggi martabat makhluk secara mutlak. Dan Beliau itu hidup di dalam kuburnya dalam keadaan yang lebih daripada kehidupan para syuhada yang telah digariskan dalam Al-Qur’an. Karena Beliau itu lebih utama dari mereka, dengan tidak diragukan lagi. Bahwa Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam mendengar salam orang yang mengucapkan kepadanya. Dan adalah sunnah berziarah kepada kuburnya, kecuali jika semata-mata dari jauh hanya datang untuk berziarah ke maqamnya. Namun Sunat juga berziarah ke masjid Nabi dan melakukan solat di dalamnya, kemudian berziarah ke maqamnya. Dan barangsiapa yang menggunakan waktunya yang berharga untuk membaca selawat ke atas Nabi, selawat yang datang daripada beliau sendiri, maka ia akan mendapat kebahagiaan di dunia dan akhirat.”

Bersambung...Insya Allah..

Senin, 21 Juni 2010

Mengenal Syeh Muhammad Abdul Wahhab 2

إنّ الحمد لله نحمده ونستعينه ونستغفره، ونعوذ بالله من شرور أنفسنا ومن سيّئات أعمالنا، من يهده الله فلا مضلّ له، ومن يضلل فلا هادي له، وأشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له، وأشهد أنّ محمدا عبده ورسوله {يا أيّها الذين آمنوا اتقوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ ولا تَمُوتُنَّ إلاَّ وأَنتُم مُسْلِمُونَ} {يا أيّها الناسُ اتّقُوا ربَّكمُ الَّذي خَلَقَكُم مِن نَفْسٍ واحِدَةٍ وخَلَقَ مِنْها زَوْجَها وبَثَّ مِنْهُما رِجالاً كَثِيراً وَنِساءً واتَّقُوا اللهََ الَّذِي تَسَائَلُونَ بِهِ والأَرْحامَ إِنَّ اللهَ كان عَلَيْكُمْ رَقِيباً } {يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللهَ وقُولُوا قَوْلاً سَدِيداً يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمالَكمْ ويَغْفِرْ لَكمْ ذُنوبَكُمْ ومَن يُطِعِ اللهَ ورَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزاً} أما بعد،فإن أصدق الحديث كلام الله وخير الهدي هدي محمد  وشر الأمور محدثاتها وكلّ محدثة بدعة ، وكل بدعة ضلالة ، وكل ضلالة في النار .

Sesungguhnya segala puji hanya milik Allah Azza wa Jalla Yang kita memuji-Nya, kita memohon pertolongan dan pengampunan dari-Nya, yang kita memohon dari kejelekan jiwa-jiwa kami dan keburukan amal-amal kami. Saya bersaksi bahwasanya tiada Ilah yang Haq untuk disembah melainkan Ia dan tiada sekutu bagi-Nya serta Muhammad Shalallahu Alaihi wa salam adalah utusan Allah Azza wa Jalla. “Wahai orang-orang yang beriman bertakwalah kepada Allah dengan sebenar-benar takwa dan janganlah kamu mati kecuali dalam keadaan islam”.

Perjuangan memurnikan dan mengembalikan akidah Islam

Awal Pergerakan

Sejak dari itu, Syeikh Muhammad tidak lagi terikat. Dia bebas mengemukakan akidah-akidahnya sekehendak hatinya, menolak dan mengesampingkan amalan-amalan agama yang dilakukan umat islam saat itu.

Melihat keadaan umat islam yang menurutnya sudah melanggar akidah, ia mulai merencanakan untuk menyusun sebuah barisan ahli tauhid (muwahhidin) yang diyakininya sebagai gerakan memurnikan dan mengembalikan akidah Islam. Oleh lawan-lawannya, gerakan ini kemudian disebut dengan nama gerakan Wahabiyah.

Muhammad bin Abdul Wahab memulai pergerakan di kampungnya sendiri, Uyainah. Ketika itu, Uyainah diperintah oleh seorang Amir (penguasa) bernama Usman bin Muammar. Amir Usman menyambut baik ide dan gagasan Syeikh Muhammad, bahkan beliau berjanji akan menolong dan mendukung perjuangan tersebut.

Suatu ketika, Syeikh Muhammad bin Abdul Wahab meminta izin pada Amir Uthman untuk menghancurkan sebuah bangunan yang dibina di atas maqam Zaid bin al-Khattab. Zaid bin al-Khattab adalah saudara kandung Umar bin al-Khattab, Khalifah Rasulullah yang kedua. Membuat bangunan di atas kubur menurut pendapatnya dapat menjurus kepada kemusyrikan.

Amir menjawab “Silakan… tidak ada seorang pun yang boleh menghalang rancangan yang mulia ini.” Tetapi Sbeliau khuatir masalah itu kelak akan dihalang-halangi oleh penduduk yang tinggal berdekatan maqam tersebut. Lalu Amir menyediakan 600 orang tentara untuk tujuan tersebut bersama-sama Syeikh Muhammad merobohkan maqam yang dikeramatkan itu.

Sebenarnya apa yang mereka sebut sebagai makam Zaid bin al-Khattab ra. yang gugur sebagai syuhada’ Yamamah ketika menumpaskan gerakan Nabi Palsu (Musailamah al-Kazzab) di negeri Yamamah suatu waktu dulu, hanyalah berdasarkan prasangka belaka. Karena di sana terdapat puluhan syuhada’ (pahlawan) Yamamah yang dikebumikan tanpa jelas lagi pengenalan mereka.

Bisa saja yang mereka anggap makam Zaid bin al-Khattab itu adalah makam orang lain. Tetapi oleh karena masyarakat setempat di situ telah terlanjur beranggapan bahwa itulah makam beliau, mereka pun mengkeramatkannya dan membina sebuah masjid di dekatnya. Makam itu kemudian dihancurkan oleh Syeikh Muhammad bin Abdul Wahab atas bantuan Amir Uyainah, Uthman bin Muammar.

Pergerakan Syeikh Muhammad tidak berhenti sampai disitu, ia kemudian menghancurkan beberapa makam yang dipandangnya berbahaya bagi ketauhidan. Hal ini menurutnya adalah untuk mencegah agar makam tersebut tidak dijadikan objek peribadatan oleh masyarakat Islam setempat.

Berita tentang pergerakan ini akhirnya tersebar luas di kalangan masyarakat Uyainah mahupun di luar Uyainah.

Ketika pemerintah al-Ahsa’ mendapat berita bahwa Muhammad bin’Abd al-Wahhab mendakwahkan pendapat, dan pemerintah ‘Uyainah pula menyokongnya, maka kemudian memberikan peringatan dan ancaman kepada pemerintah’Uyainah. Hal ini rupanya berhasil mengubah pikiran Amir Uyainah. Ia kemudian memanggil Syeikh Muhammad untuk membicarakan tentang cara tekanan yang diberikan oleh Amir al-Ihsa. Amir Uyainah berada dalam posisi serba salah saat itu, di satu sisi dia ingin mendukung perjuangan syeikh tapi di sisi lain ia tak berdaya menghadapi tekanan Amir al-Ihsa. Akhirnya, setelah terjadi perdebatan antara syeikh dengan Amir Uyainah, di capailah suatu keputusan: Syeikh Muhammad harus meninggalkan daerah Uyainah dan mengungsi ke daerah lain.

Dalam bukunya yang berjudul Al-Imam Muhammad bin Abdul Wahab, Wada Watahu Wasiratuhu, Syeikh Muhammad bin `Abdul `Aziz bin `Abdullah bin Baz, beliau berkata: “Demi menghindari pertumpahan darah, dan karena tidak ada lagi pilihan lain, di samping beberapa pertimbangan lainnya maka terpaksalah Syeikh meninggalkan negeri Uyainah menuju negeri Dariyah dengan menempuh perjalanan secara berjalan kaki seorang diri tanpa ditemani oleh seorangpun. Beliau meninggalkan negeri Uyainah pada waktu dini hari, dan sampai ke negeri Dariyah pada waktu malam hari.” (Ibnu Baz, Syeikh `Abdul `Aziz bin `Abdullah, m.s 22)

Tetapi ada juga tulisan lainnya yang mengatakan bahwa: Pada mulanya Syeikh Muhammad mendapat dukungan penuh dari pemerintah negeri Uyainah Amir Uthman bin Mu’ammar, namun setelah api pergerakan dinyalakan, pemerintah setempat mengundurkan diri dari percaturan pergerakan karena alasan politik (besar kemungkinan takut dipecat dari kedudukannya sebagai Amir Uyainah oleh pihak atasannya). Dengan demikian, tinggallah Syeikh Muhammad dengan beberapa orang sahabatnya yang setia untuk meneruskan dakwahnya. Dan beberapa hari kemudian, Syeikh Muhammad diusir keluar dari negeri itu oleh pemerintahnya.

Syeikh Muhammad bin `Abdul Wahab kemudian pergi ke negeri Dar’iyah.

Syeikh Muhammad di Dariyah

Sesampainya Syeikh Muhammad di sebuah kampung wilayah Dariyah, yang tidak berapa jauh dari tempat kediaman Amir Muhammad bin Saud (pemerintah negeri Dar’iyah), Syeikh menemui seorang penduduk di kampung itu, orang tersebut bernama Muhammad bin Sulaim al-`Arini. Bin Sulaim ini adalah seorang yang dikenal soleh oleh masyarakat setempat. Syeikh kemudian meminta izin untuk tinggal bermalam di rumahnya sebelum ia meneruskan perjalanannya ke tempat lain. Pada awalnya ia ragu-ragu menerima Syeikh di rumahnya, karena suasana Dariyah dan sekelilingnya pada waktu itu tidak aman. Namun, setelah Syeikh memperkenalkan dirinya serta menjelaskan maksud dan tujuannya datang ke negeri Dar’iyah, yaitu hendak menyebarkan dakwah Islamiyah dan membenteras kemusyrikan, barulah Muhammad bin Sulaim ingin menerimanya sebagai tamu di rumahnya.

Peraturan di Dariyah ketika itu mengharuskan setiap pendatang melaporkan diri kepada pihak berkuasa setempat, maka pergilah Muhammad bin Sulaim menemui Amir Muhammad untuk melaporkan kedatangan Syeikh Abdul Wahab yang baru tiba dari Uyainah serta menjelaskan maksud dan tujuannya kepada beliau. Namun mereka gagal menemui Amir Muhammad yang saat itu tidak ada di rumah, mereka pun menyampaikan pesan kepada amir melalui istrinya.

Istri Ibnu Saud ini adalah seorang wanita yang soleh. Maka, tatkala Ibnu Saud mendapat giliran ke rumah isterinya ini, sang istri menyampaikan semua pesan-pesan itu kepada suaminya. Selanjutnya ia berkata kepada suaminya: “Bergembiralah kakanda dengan keuntungan besar ini, keuntungan di mana Allah telah mengirimkan ke negeri kita seorang ulama, juru dakwah yang mengajak masyarakat kita kepada agama Allah, berpegang teguh kepada Kitabullah dan Sunnah RasulNya. Inilah suatu keuntungan yang sangat besar, janganlah ragu-ragu untuk menerima dan membantu perjuangan ulama ini, mari sekarang juga kakanda menjemputnya kemari.”

Namun baginda bimbang sejenak, ia bingung apakah sebaiknya Syeikh itu dipanggil datang menghadapnya, atau dia sendiri yang harus datang menjemput Syeikh untuk dibawa ke tempat kediamannya? Baginda pun kemudian meminta pandangan dari beberapa penasihatnya tentang masalah ini. Isterinya dan para penasihatnya yang lain sepakat bahwa sebaiknya baginda sendiri yang datang menemui Syeikh Muhammad di rumah Muhammad bin Sulaim. Baginda pun menyetujui nasihat tersebut. Maka pergilah baginda bersama beberapa orang pentingnya ke rumah Muhammad bin Sulaim, di mana Syeikh Muhammad bermalam.

Sesampainya baginda di rumah Muhammad bin Sulaim, amir Ibnu Saud memberi salam dan dibalas dengan salam dari Syeikh dan bin Sulaim. Amir Ibnu Saud berkata: “Ya Syeikh! Bergembiralah anda di negeri kami, kami menerima dan menyambut kedatangan anda di negeri ini dengan penuh gembira. Dan kami berikrar untuk menjamin keselamatan dan keamanan anda Syeikh di negeri ini dalam menyampaikan dakwahnya kepada masyarakat Dariyah. Demi kejayaan dakwah Islamiyah yang anda Syeikh rencanakan, kami dan seluruh keluarga besar Ibnu Saud akan mempertaruhkan nyawa dan harta untuk bersama-sama anda Syeikh berjuang demi meninggikan agama Allah dan menghidupkan sunnah RasulNya sehingga Allah memenangkan perjuangan ini, Insya Allah!”

Kemudian anda Syeikh menjawab: “Alhamdulillah, anda juga patut gembira, dan Insya Allah negeri ini akan diberkati Allah Subhanahu wa Taala. Kami ingin mengajak umat ini kepada agama Allah. Siapa yang menolong agama ini, Allah akan menolongnya. Dan siapa yang mendukung agama ini, nescaya Allah akan mendukungnya. Dan Insya Allah kita akan melihat kenyataan ini dalam waktu yang tidak begitu lama.” Demikianlah seorang Amir (penguasa) tunggal negeri Dariyah, yang bukan hanya sekadar membela dakwahnya saja, tetapi juga sekaligus membela darahnya bagaikan saudara kandung sendiri, yang berarti di antara Amir dan Syeikh sudah bersumpah setia sehidup-semati, senasib, dalam menegakkan hukum Allah dan RasulNya di bumi persada tanah Dariyah. Ternyata apa yang diikrarkan oleh Amir Ibnu Saud itu benar-benar ditepatinya. Ia bersama Syeikh seiring sejalan, bahu-membahu dalam menegakkan kalimah Allah, dan berjuang di jalanNya.

Nama Syeikh Muhammad bin Abdul Wahab dengan ajaran-ajarannya itu sudah begitu terdengar di kalangan masyarakat, baik di dalam negeri Dariyah maupun di negeri-negeri tetangga. Masyarakat luar Dariyah pun berduyun-duyun datang ke Dariyah untuk menetap dan tinggal di negeri ini, sehingga negeri Dariyah penuh sesak dengan kaum muhajirin dari seluruh pelosok tanah Arab. Beliau pun mulai membuka madrasah dengan menggunakan kurikulum yang menjadi teras bagi rencana perjuangan beliau, yaitu bidang pengajian Aqaid al-Qur’an, tafsir, fiqh, usul fiqh, hadith, musthalah hadith, gramatikanya dan lain-lain.

Dalam waktu yang singkat saja, Dariyah telah menjadi kiblat ilmu dan kota pelajar penuntut Islam. Para penuntut ilmu, tua dan muda, berduyun-duyun datang ke negeri ini. Di samping pendidikan formal (madrasah), diadakan juga dakwah yang bersifat terbuka untuk semua lapisan masyarakat umum. Gema dakwah beliau begitu membahana di seluruh pelosok Dariyah dan negeri-negeri jiran yang lain. Kemudian, Syeikh mula menegakkan jihad, menulis surat-surat dakwahnya kepada tokoh-tokoh tertentu untuk bergabung dengan barisan Muwahhidin yang dipimpin oleh beliau sendiri. Hal ini dalam rangka pergerakan pembaharuan tauhid demi membasmi syirik, bidah dan khurafat di negeri mereka masing-masing. Untuk langkah awal pergerakan itu, beliau memulai di negeri Najd. Beliau pun mula mengirimkan surat-suratnya kepada ulama-ulama dan penguasa-penguasa di sana.

Bersambung... Insya Allah....

Minggu, 20 Juni 2010

Mengenal Syeh Muhammad Abdul Wahhab 1

إنّ الحمد لله نحمده ونستعينه ونستغفره، ونعوذ بالله من شرور أنفسنا ومن سيّئات أعمالنا، من يهده الله فلا مضلّ له، ومن يضلل فلا هادي له، وأشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له، وأشهد أنّ محمدا عبده ورسوله {يا أيّها الذين آمنوا اتقوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ ولا تَمُوتُنَّ إلاَّ وأَنتُم مُسْلِمُونَ} {يا أيّها الناسُ اتّقُوا ربَّكمُ الَّذي خَلَقَكُم مِن نَفْسٍ واحِدَةٍ وخَلَقَ مِنْها زَوْجَها وبَثَّ مِنْهُما رِجالاً كَثِيراً وَنِساءً واتَّقُوا اللهََ الَّذِي تَسَائَلُونَ بِهِ والأَرْحامَ إِنَّ اللهَ كان عَلَيْكُمْ رَقِيباً } {يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللهَ وقُولُوا قَوْلاً سَدِيداً يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمالَكمْ ويَغْفِرْ لَكمْ ذُنوبَكُمْ ومَن يُطِعِ اللهَ ورَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزاً} أما بعد،فإن أصدق الحديث كلام الله وخير الهدي هدي محمد  وشر الأمور محدثاتها وكلّ محدثة بدعة ، وكل بدعة ضلالة ، وكل ضلالة في النار . 

Sesungguhnya segala puji hanya milik Allah Azza wa Jalla Yang kita memuji-Nya, kita memohon pertolongan dan pengampunan dari-Nya, yang kita memohon dari kejelekan jiwa-jiwa kami dan keburukan amal-amal kami. Saya bersaksi bahwasanya tiada Ilah yang Haq untuk disembah melainkan Ia dan tiada sekutu bagi-Nya serta Muhammad Shalallahu Alaihi wa salam adalah utusan Allah Azza wa Jalla. “Wahai orang-orang yang beriman bertakwalah kepada Allah dengan sebenar-benar takwa dan janganlah kamu mati kecuali dalam keadaan islam”.

Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab (1115 – 1206 H/1701 – 1793 M) nama lengkap: Syeikh al-Islam al-Imam Muhammad bin Abdul Wahab bin Sulaiman bin Ali bin Muhammad bin Ahmad bin Rasyid bin Barid bin Muhammad bin al-Masyarif at-Tamimi al-Hambali an-Najdi (Arabic: محمد بن عبد الوهاب التميمى) adalah seorang ahli teologi agama Islam dan seorang tokoh pemimpin gerakan salafiah yang pernah menjabat sebagai menteri penerangan Kerajaan Arab Saudi.

Peninggalan

Muhammad bin Abdul Wahhab berusaha membangkitkan kembali pergerakan perjuangan Islam; para pendukung pergerakan ini sering disebut wahabbi, tetapi mereka menolak istilah ini karena pada dasarnya ajaran bin Wahhab adalah ajaran Nabi Muhammad, bukan ajarannya sendiri. Karenanya, mereka lebih memilih untuk menyebut diri mereka sebagai Salafis atau Muwahhidun, yang berarti “satu Tuhan”.

Istilah Wahhabi sering menimbulkan kontroversi berhubung dengan asal-usul dan kemunculannya dalam dunia Islam. Umat Islam umumnya terkeliru dengan mereka kerana mereka mendakwa mazhab mereka menuruti pemikiran Ahmad ibn Hanbal dan alirannya, al-Hanbaliyyah atau al-Hanabilah yang merupakan salah sebuah mazhab dalam Ahl al-Sunnah wa al-Jama’ah.

Nama Wahhabi atau al-Wahhabiyyah kelihatan dihubungkan kepada nama ‘Abd al-Wahhab iaitu bapa kepada pengasasnya, al-Syaikh Muhammad bin ‘Abd al-Wahhab al-Najdi. Bagaimanapun, nama Wahhabi dikatakan ditolak oleh para penganut Wahhabi sendiri dan mereka menggelarkan diri mereka sebagai golongan al-Muwahhidun(3) (unitarians) kerana mereka mendakwa ingin mengembalikan ajaran-ajaran tawhid ke dalam Islam dan kehidupan murni menurut sunnah Rasulullah. Dia mengikat perjanjian dengan Muhammad bin Saud, seorang pemimpin suku di wilayah Najd. Sesuai kesepakatan, Ibnu Saud ditunjuk sebagai pengurus administrasi politik sementara Ibnu Abdul Wahhab menjadi pemimpin spiritual. Sampai saat ini, gelar “keluarga kerajaan” negara Arab Saudi dipegang oleh keluarga Saud. Namun mufti umum tidak selalu dari keluarga Ibnu abdul wahhab misalnya Syaikh ‘Abdul ‘Aziz bin Abdillah bin Baz

Kehidupan

Masa Kecil

Syeikh Muhammad bin Abdul Wahab dilahirkan pada tahun 1115 H (1701 M) di kampung Uyainah (Najd), lebih kurang 70 km arah barat laut kota Riyadh, ibukota Arab Saudi sekarang. Ia tumbuh dan dibesarkan dalam kalangan keluarga terpelajar. Ayahnya adalah seorang tokoh agama di lingkungannya. Sedangkan kakeknya adalah seorang qadhi (mufti besar), tempat di mana masyarakat Najd menanyakan segala sesuatu masalah yang bersangkutan dengan agama.

Sebagaimana lazimnya keluarga ulama, maka Syeikh Muhammad bin Abdul Wahab sejak masih kanak-kanak telah dididik dengan pendidikan agama, yang diajar sendiri oleh ayahnya, Syeikh Abdul Wahhab. Berkat bimbingan kedua orangtuanya, ditambah dengan kecerdasan otak dan kerajinannya, Syeikh Muhammad bin Abdul Wahab berhasil menghafal 30 juz al-Quran sebelum ia berusia sepuluh tahun. Setelah itu, beliau diserahkan oleh orangtuanya kepada para ulama setempat sebelum akhirnya mereka mengirimnya untuk belajar ke luar daerah

Saudara kandungnya, Sulaiman bin Abdul Wahab, menceritakan betapa bangganya Syeikh Abdul Wahab, ayah mereka, terhadap kecerasan Muhammad. Beliau pernah berkata, “Sungguh aku telah banyak mengambil manfaat dari ilmu pengetahuan anakku Muhammad, terutama di bidang ilmu Fiqh”.

Setelah mencapai usia dewasa, Syeikh Muhammad bin Abdul Wahab diajak oleh ayahnya untuk bersama-sama pergi ke tanah suci Mekkah untuk menunaikan rukun Islam yang kelima – mengerjakan haji di Baitullah. Ketika telah selesai menunaikan ibadah haji, ayahnya kembali ke Uyainah sementara Muhammad tetap tinggal di Mekah selama beberapa waktu dan menimba ilmu di sana. Setelah itu, ia pergi ke Madinah untuk berguru kepada ulama disana. Di Madinah, ia berguru pada dua orang ulama besar yaitu Syeikh Abdullah bin Ibrahim bin Saif an-Najdi dan Syeikh Muhammad Hayah al-Sindi.

Kehidupan Syeikh Muhammad di Madinah

Ketika berada di kota Madinah, ia mengira banyak umat Islam di sana yang tidak menjalankan syariat dan berbuat syirik, seperti mengunjungi makam Nabi atau makam seorang tokoh agama, kemudian memohon sesuatu kepada kuburan dan penguhuninya. Hal ini menurut dia sangat bertentangan dengan ajaran Islam yang mengajarkan manusia untuk tidak meminta selain kepada Allah.

Hal ini membuat Syeikh Muhammad semakin terdorong untuk memperdalam ilmu ketauhidan yang murni (Aqidah Salafiyah). Ia pun berjanji pada dirinya sendiri, ia akan berjuang dan bertekad untuk mengembalikan aqidah umat Islam di sana sesuai keyakinannya, yaitu kepada akidah Islam yang menurutnya murni (tauhid), jauh dari sifat khurafat, tahayul, atau bidah. Untuk itu, ia pun mulai mempelajari berbagai buku yang di tulis para ulama terdahulu.

Belajar dan berdakwah di Basrah

Setelah beberapa lama menetap di Mekah dan Madinah, ia kemudian pindah ke Basrah. Di sini beliau bermukim lebih lama, sehingga banyak ilmu-ilmu yang diperolehinya, terutaman di bidang hadits dan musthalahnya, fiqih dan usul fiqhnya, serta ilmu gramatika (ilmu qawaid). Selain belajar, ia sempat juga berdakwah di kota ini.

Syeikh Muhammad bin `Abdul Wahab memulai dakwahnya di Basrah, tempat di mana beliau bermukim untuk menuntut ilmu ketika itu. Akan tetapi dakwahnya di sana kurang bersinar, karena menemui banyak rintangan dan halangan dari kalangan para ulama setempat.

Di antara pendukung dakwahnya di kota Basrah ialah seorang ulama yang bernama Syeikh Muhammad al-Majmu’i. Tetapi Syeikh Muhammad bin `Abdul Wahab bersama pendukungnya mendapat tekanan dan ancaman dari sebagian ulama yang dituduhnya sesat. Akhirnya beliau meninggalkan Basrah dan mengembara ke beberapa negeri Islam untuk menyebarkan ilmu dan pengalamannya.

Setelah beberapa lama, beliau lalu kembali ke al-Ihsa menemui gurunya Syeikh Abdullah bin `Abd Latif al-Ihsai untuk mendalami beberapa bidang pengajian tertentu yang selama ini belum sempat dipelajarinya. Di sana beliau bermukim untuk beberapa waktu, dan kemudian ia kembali ke kampung asalnya Uyainah.

Pada tahun 1139H/1726M, bapanya berpindah dari ‘Uyainah ke Huraymilah dan dia ikut serta dengan bapanya dan belajar kepada bapanya. Tetapi beliau masih meneruskan tentangannya yang kuat terhadap amalan-amalan agama di Najd. Hal ini yang menyebabkan adanya pertentangan dan perselisihan yang hebat antara beliau dengan bapanya (serta penduduk-penduduk Najd). Keadaan tersebut terus berlanjut hingga ke tahun 1153H/1740M, saat bapanya meninggal dunia

Bersambung... Insya Allah...

Sabtu, 19 Juni 2010

Pejuang berhati Mulia ( Khalid bin Walid Rhadhliallahu'anhu )

إنّ الحمد لله نحمده ونستعينه ونستغفره، ونعوذ بالله من شرور أنفسنا ومن سيّئات أعمالنا، من يهده الله فلا مضلّ له، ومن يضلل فلا هادي له، وأشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له، وأشهد أنّ محمدا عبده ورسوله {يا أيّها الذين آمنوا اتقوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ ولا تَمُوتُنَّ إلاَّ وأَنتُم مُسْلِمُونَ} {يا أيّها الناسُ اتّقُوا ربَّكمُ الَّذي خَلَقَكُم مِن نَفْسٍ واحِدَةٍ وخَلَقَ مِنْها زَوْجَها وبَثَّ مِنْهُما رِجالاً كَثِيراً وَنِساءً واتَّقُوا اللهََ الَّذِي تَسَائَلُونَ بِهِ والأَرْحامَ إِنَّ اللهَ كان عَلَيْكُمْ رَقِيباً } {يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللهَ وقُولُوا قَوْلاً سَدِيداً يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمالَكمْ ويَغْفِرْ لَكمْ ذُنوبَكُمْ ومَن يُطِعِ اللهَ ورَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزاً} أما بعد،فإن أصدق الحديث كلام الله وخير الهدي هدي محمد  وشر الأمور محدثاتها وكلّ محدثة بدعة ، وكل بدعة ضلالة ، وكل ضلالة في النار . 

Sesungguhnya segala puji hanya milik Allah Azza wa Jalla Yang kita memuji-Nya, kita memohon pertolongan dan pengampunan dari-Nya, yang kita memohon dari kejelekan jiwa-jiwa kami dan keburukan amal-amal kami. Saya bersaksi bahwasanya tiada Ilah yang Haq untuk disembah melainkan Ia dan tiada sekutu bagi-Nya serta Muhammad Shalallahu Alaihi wa salam adalah utusan Allah Azza wa Jalla. “Wahai orang-orang yang beriman bertakwalah kepada Allah dengan sebenar-benar takwa dan janganlah kamu mati kecuali dalam keadaan islam”.1


Nama Khalid Bin Walid Rhadhliallahu'anhu, identik dengan keahlian yang luar biasa dalam bidang kemiliteran terutama strategi perang, Khalid Rhadhliallahu'anhu mendapatkan julukan Saifullah atau “pedang Allah”. Khalid Rhadhliallahu'anhu adalah suku Quraisy, sejak kecil Khalid Rhadhliallahu'anhu di didik ilmu ketangkasan keprajuritan yang lazim pada zaman itu seperti; berkuda, menggunakan berbagai jenis senjata, bergulat. Maka tidak heran Khalid Rhadhliallahu'anhu tumbuh menjadi pemuda yang memiliki karakter keprajuritan yang kuat.
1. Awal masuk Islam

Jika melihat sejarah memang aneh, saat Rasulullah Shalallahu Alaihi wa Sallam menyampaikan awal dakwah di Mekah Khalid Rhadhliallahu'anhu belum tergerak untuk memasuki Islam. Khalid Rhadhliallahu'anhu merupakan musuh Kaum Muslimin saat itu, musuh yang paling diperhitungkan karena kemampuan bertempurnya yang mumpuni. Bahkan saat Perang Uhud (perang lanjutan setelah Perang Badar), perang antara kaum Muslimin dengan Musyrikin Quraisy, Khalid Rhadhliallahu'anhu sendiri yang memimpin pasukan berkuda kaum Quraisy dan memberikan pukulan yang telak kepada kaum muslimin, dengan menyergap secara tiba-tiba dari garis belakang pertempuran saat pasukan panah kaum muslimin meninggalkan posnya.

Akhirnya hidayah pun datang kepadanya, selepas masa Perang Uhud Khalid Rhadhliallahu'anhu datang ke Kota Madinah untuk menyatakan ikrarnya masuk Islam di hadapan Rasulullah Shalallahu Alaihi Wa Sallam, Subhanallah.. Allah memberikan petunjuk dan hidayah kepada siapapun yang Dia kehendaki. Khalid Rhadhliallahu'anhu telah bertransformasi menjadi mukmin dan ada dialog yang menarik dalam proses awal keislamannya. Khalid Rhadhliallahu'anhu : “Ya Rasulullah mohon minta ampunkan untukku terhadap semua tindakan masa lalu ku yang menghalangi perjuangan di jalan Allah……”. Rasulullah menjawab :”Sesungguhnya keislaman itu telah menghapus segala perbuatan yang telah lampau”. Khalid :” Sekalipun demikian ya Rasulullah……”. Maka Rasulullah Shalallahu Alaihi Wa sallam berdoa :” Ya Allah aku mohon engkau ampuni dosa Khalid ibnul Walid terhadap tindakannya yang menghalangi jalan-Mu di masa lalu”. Keislaman Khalid Rhadhliallahu'anhu saat itu diikuti juga oleh Amr bin Ash dan Utsman bin Thalhah Rhadhliallahu'anhu. Selepas prosesi masuk Islam Khalid maka Khalid bergabung menjadi pendukung perjuangan menegakkan Al Islam bersama barisan Rasulullah Shalallahu Alaihi Wa sallam.

Kontribusi Khalid Rhadhliallahu'anhu dalam perjuangan Islam terutama di medan jihad qittal, pertempuran untuk menjaga keagungan panji Islam layaknya sudah menjadi rumah bagi dirinya. Dalam Perang Mut’ah melawan kekaisaran Romawi Timur Khalid bin Walid berhasil memimpin pasukan Muslimin terhindar dari kehancuran melawan pasukan Romawi yang berjumlah puluhan kali lipatnya. Dengan strateginya Khalid berhasil membawa pasukan Muslimin yang telah dikepung rapat untuk undur dari medan peperangan setelah sebelumnya membuat kerusakan dalam barisan pasukan Romawi. Dalam peristiwa Futuh Mekah (pembebasan Kota Mekah) Khalid termasuk salah seorang sahabat yang ditunjuk Rasulullah untuk memimpin pasukan Muslimin.Dengan ijin Allah Subhanahu Wa Ta'ala pasukan Muslimin dapat membebaskan Mekah dari Kaum Musyrikin Quraisy tanpa pertumpahan darah.

2. Khalid panglima perang yang tangguh

Sepeninggal Rasulullah Shalallahu Alaihi Wa sallam, kepemimpinan umat Islam diserahkan kepada sahabat Abu Bakar Ashidiq Rhadhliallahu'anhu. Kemurtadan dan nabi palsu merajalela, pemberontakan yang paling kuat dipimpin oleh Musailamah yang juga mengaku dirinya Nabi di bagian Yamamah. Pertempuran pun tidak bisa terelakan antara pemberontak kaum murtad di pihak Yamamah dengan pasukan Muslimin di pimpin oleh Khalid Bin Walid. Awalnya pasukan Muslimin terpojok oleh pasukan Musailamah yang berjumlah besar, dengan kesigapan Khalid dan analisis militernya yang tajam atas ijin Allah Subhanahu Wa Ta'ala Khalid mampu membalikkan keadaan menjadi kemenangan di pihak Kaum Muslimin. Khalifah Abu Bakar Ashidiq Rhadhliallahu'anhu di Madinah langsung melakukan sujud syukur atas nikmat kemenangan yang Allah Subhanahu Wa Ta'ala berikan ditengah kegentingan perpecahan umat Islam.

Tugas dan amanah yang diberikan kepadanya senantiasa dijalankan dengan penuh tanggung jawab dan kedisiplinan tinggi. Karakter kepemimpinan yang tegas tapi jauh dari kedzaliman merupakan karakter dari Khalid bin Walid. Dalam setiap pertempuran beliau selalu ingat pesan Rasulullah Shalallahu Alaihi Wa sallam untuk tidak menyakiti penduduk sipil, hanya memerangi orang-orang yang memerangi kaum muslimin. Peperangan yang di lakukan senantiasa mengedepankan keagungan nilai-nilai islam. Peperangan untuk menjaga dan mengagungkan panji Islam bukan untuk ambisi kekuasaan dan ketamakan pribadi.

Khalid bin Walid dapat menyelesaikan tugas yang diembannya dengan sukses. Atas ijin Allah SWT melalui tangan Khalid kemenangan demi kemenangan dapat dicapai pasukan Kaum Muslimin dalam peperangan melawan musuh Islam. Persia melaui komandonya dapat ditaklukan. Selanjutnya menyusul Kekaisaran Romawi Timur. Kunci keberhasilan Khalid bin Walid dalam setiap peperangan adalah “tsabat” artinya tetap tabah dan disiplin. Pandangannya ketidak disiplinan satu atau dua orang, lari dari peperangan dapat merusak keutuhan suatu barisan pasukan. Sikapnya terhadap hal ini sangat tegas, hukumannya adalah hukuman mati.

Setelah Persia takluk, konfrontasi dan peperangan dengan Romawi pun tidak terelakkan. Perang Yarmuk berkobar. Khalid kembali ditunjuk menjadi Panglima pasukan muslimin bersama Abu Ubaidah dan Ikrimah. Pasukan Muslimin dengan startegi Khalid bin Walid berhasil menguasai jalannya pertempuran walaupun dengan jumlah yang lebih sedikit. Hidup mulia dan mati syahid menjadi semboyan masing-masing prajurit muslim. Kekuatan apa yang bisa mengalahkan orang-orang yang bertempur mencari kematian atas dasar keimanan ?.

3. Dari panglima tinggi menjadi prajurit biasa

Saat pertempuran menjelang akhir sampai seorang utusan kepada Khalid Bin Walid. Utusan tersebut dating dari Khalifah yang baru, Umar Bin Khattab Rhadhliallahu'anhu yang menggantikan Abu Bakar Rhadhliallahu'anhu yang telah wafat. Surat itu isinya pemberhentian Khalid dari jabatannya sebagai panglima perang dengan Abu Ubaidah sebagai pengganti. Dengan tenang Khalid bin Walid membaca surat dan meminta kepada kurir untuk tidak memberitahukan isi surat kepada siapapun sampai peperangan berakhir. Pertimbangan Khalid saat itu adalah khawatir instruksi dari Khalifah ini dapat memecah konsentrasi pasukan muslimin. Pertempuran terus berlanjut sampai akhirnya pasukan muslimin dapat mencapai kemenangan. Setelah perang usai Khalid menjumpai Abu Ubaidah untuk menyampaikan pesan pengangkatannya sebagai panglima pengganti Khalid.

Adapun pemecatan Khalid oleh Umar Bi Khattab bukan sama sekali dilandasi ketidaksukaan terhadap Khalid atau iri. Tapi lebih didasarkan atas pandangan Umar untuk menyelamatkan aqidah umat dan Khalid. Kemenangan demi kemenangan yang dicapai Khalid dalam pertempuran menjadikannya namanya harum semerbak. Bahkan ada kecenderungan pengkultusan oleh beberapa orang. Khalifah Umar khawatir umat terperosok dan Khalid pun akan mendapatkan fitnah yang besar.

Selanjutnya Khalid kembali berjuang sebagai mujahid tanpa memperdulikan statusnya yang “turun pangkat”. Ketika ditanya beliau menjawab : “aku berperang bukan untuk Umar tapi karena Allah Subhanahu Wa Ta'ala”. Khalid bin Walid Rhadhliallahu'anhu wafat dengan hanya meninggalkan kuda perang dan pedang. Sungguh kita bisa belajar keikhlasan dalam berjuang darinya. Setiap gerak langkah kehidupan selalu ditujukan untuk penghambaan kepada Allah semata.

Sumber literatur: Karakteristik 60 Sahabat Rasulullah

Kamis, 17 Juni 2010

Wajibnya memakai Jilbab untukmu Ukhti Muslimah


إنّ الحمد لله نحمده ونستعينه ونستغفره، ونعوذ بالله من شرور أنفسنا ومن سيّئات أعمالنا، من يهده الله فلا مضلّ له، ومن يضلل فلا هادي له، وأشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له، وأشهد أنّ محمدا عبده ورسوله {يا أيّها الذين آمنوا اتقوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ ولا تَمُوتُنَّ إلاَّ وأَنتُم مُسْلِمُونَ} {يا أيّها الناسُ اتّقُوا ربَّكمُ الَّذي خَلَقَكُم مِن نَفْسٍ واحِدَةٍ وخَلَقَ مِنْها زَوْجَها وبَثَّ مِنْهُما رِجالاً كَثِيراً وَنِساءً واتَّقُوا اللهََ الَّذِي تَسَائَلُونَ بِهِ والأَرْحامَ إِنَّ اللهَ كان عَلَيْكُمْ رَقِيباً } {يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللهَ وقُولُوا قَوْلاً سَدِيداً يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمالَكمْ ويَغْفِرْ لَكمْ ذُنوبَكُمْ ومَن يُطِعِ اللهَ ورَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزاً} أما بعد،فإن أصدق الحديث كلام الله وخير الهدي هدي محمد  وشر الأمور محدثاتها وكلّ محدثة بدعة ، وكل بدعة ضلالة ، وكل ضلالة في النار . 

Sesungguhnya segala puji hanya milik Allah Azza wa Jalla Yang kita memuji-Nya, kita memohon pertolongan dan pengampunan dari-Nya, yang kita memohon dari kejelekan jiwa-jiwa kami dan keburukan amal-amal kami. Saya bersaksi bahwasanya tiada Ilah yang Haq untuk disembah melainkan Ia dan tiada sekutu bagi-Nya serta Muhammad Shalallahu Alaihi wa salam adalah utusan Allah Azza wa Jalla. “Wahai orang-orang yang beriman bertakwalah kepada Allah dengan sebenar-benar takwa dan janganlah kamu mati kecuali dalam keadaan islam”.1

Dalam postingan saya kali ini akan membahas masalah jilbab, untuk kaum hawa para ukhti muslimah, betapa penting dan begitu banyak manfaatnya menggunakan Jilbab, Allah Azza wa jalla tidaklah memerintah sesuatu pastilah ada manfaatnya untuk kita semua, karena Allah Azza wa jalla sangat mencintai seluruh mahluk-Nya, kenapa kita tidak mau mencintai diri kita sendiri?

Aurat wanita ibarat suatu barang dagangan, maaf bukannya aurat wanita itu barang dagangan, tetapi penulis disini hanya mengibaratkan untuk membuka pikiran kita, kita pasti pernah ke suatu toko baju atau mall kita bisa melihat baju yang diobral dan baju yang tidak diobral, dari sini kita bisa membedakan baju yang diobral disimpan dikeranjang dan begitu banyak orang-orang yang memegangnya diacak-acak dibulak balik, sehingga terlihat lecek dan tidak harum lagi baunya, tetapi baju yang tidak diobral begitu rapih dilipat dan dibungkus plastik agar tidak kotor dan terjaga keharumannya dan harganya yang mahal dibandingkan dengan baju yang diobral tadi.

Begitu pula aurat wanita, akankah seperti baju yang diobral? sehingga banyak mata-mata lelaki yang melihat, yang menjadi pertanyaan saya selain diobral auratnya dia pun tidak merasa malu sehingga tidak jarang pula mengakibatkan pemerkosaan Naudzubillah... bandingkanlah dengan wanita yang memakai busana muslimah, dia tutp rapat-rapat auratnya yang akan dipersembahkan oleh sang suami tercinta, sehingga sungguh mahal dan cantik karena selalu tertutup kulitnya, maka tidak akan ada yang menggodanya, ingat QS:Al-Ahzab ayat : 56 berikut ;

يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ قُلْ لأزْوَاجِكَ وَبَنَاتِكَ وَنِسَاءِ الْمُؤْمِنِينَ يُدْنِينَ عَلَيْهِنَّ مِنْ جَلابِيبِهِنَّ ذَلِكَ أَدْنَى أَنْ يُعْرَفْنَ فَلا يُؤْذَيْنَ وَكَانَ اللَّهُ غَفُورًا رَحِيمًا

yang artinya ;
Hai Nabi katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mukmin: "Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka". Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah Maha pengampun lagi Maha penyayang

Dipostingan ini pula saya akan menshare video dari arsyot dan Radio Rodja 756am berikut, selamat menyimak ;



Semoga setelah melihat tayangan tadi pembaca khususnya Ukhti Muslimah yang berhijab atau tidak mengenakan jilbab mau menggunakannya dan bagi yang berkerudung pendek mau memanjangkan Jilbabnya... Amin..

Selasa, 15 Juni 2010

Khalid bin Walid ra. Berda’wah di medan tempur kepada Jarjah Panglima Musyrik Romawi.

إنّ الحمد لله نحمده ونستعينه ونستغفره، ونعوذ بالله من شرور أنفسنا ومن سيّئات أعمالنا، من يهده الله فلا مضلّ له، ومن يضلل فلا هادي له، وأشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له، وأشهد أنّ محمدا عبده ورسوله {يا أيّها الذين آمنوا اتقوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ ولا تَمُوتُنَّ إلاَّ وأَنتُم مُسْلِمُونَ} {يا أيّها الناسُ اتّقُوا ربَّكمُ الَّذي خَلَقَكُم مِن نَفْسٍ واحِدَةٍ وخَلَقَ مِنْها زَوْجَها وبَثَّ مِنْهُما رِجالاً كَثِيراً وَنِساءً واتَّقُوا اللهََ الَّذِي تَسَائَلُونَ بِهِ والأَرْحامَ إِنَّ اللهَ كان عَلَيْكُمْ رَقِيباً } {يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللهَ وقُولُوا قَوْلاً سَدِيداً يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمالَكمْ ويَغْفِرْ لَكمْ ذُنوبَكُمْ ومَن يُطِعِ اللهَ ورَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزاً} أما بعد،فإن أصدق الحديث كلام الله وخير الهدي هدي محمد  وشر الأمور محدثاتها وكلّ محدثة بدعة ، وكل بدعة ضلالة ، وكل ضلالة في النار . Sesungguhnya segala puji hanya milik Allah  Yang kita memuji-Nya, kita memohon pertolongan dan pengampunan dari-Nya, yang kita memohon dari kejelekan jiwa-jiwa kami dan keburukan amal-amal kami. Saya bersaksi bahwasanya tiada Ilah yang Haq untuk disembah melainkan Ia  dan tiada sekutu bagi-Nya serta Muhammad  adalah utusan Allah . “Wahai orang-orang yang beriman bertakwalah kepada Allah dengan sebenar-benar takwa dan janganlah kamu mati kecuali dalam keadaan islam”.1

Menurut Al-Waqidi dan lainnya, mereka berkata: Satu peristiwa, pada pertempuran Yarmuk, keluarlah dari barisan musuh seorang panglima besar musyrik, lalu dia menyeru Khalid bin Al-Walid untuk keluar dari barisan kaum Muslimin. Khalid pun keluar dengan kuda tangkasnya, hingga hampir-hampir kedua kuda itu berlaga kerana ketangkasannya. Maka berkatalah panglima pasukan musyrik itu yang bernama Jarjah:

.Jarjah“Engkaukah yang dikenal Khalid, panglima pasukan ini?”.

“Ya, aku Khalid pedang Allah!” jawab Khalid.

“Khalid, pedang Allah?” tanya Jarjah lagi

“Ya”"Dan engkau siapa?”, jawab Khalid. “Aku Jarjah, panglima perang!”

“Apa maksudmu memanggil aku ke sini?” tanya Khalid.

Jarjah “Hai Khalid! Bicaralah yang benar, dan jangan berdusta! Sebab orang yang merdeka itu tidak berdusta. Dan jangan pula engkau menipuku, kerana orang yang berkedudukan seperti engkau ini tidak akan menipu yang lain, apa lagi bila hal itu ada pertaliannya dengan Allah!” jarjah ingin menguji kejujuran Khalid.”Baiklah”, jawab Khalid. “Aku akan berkata benar dan menjawab sesuai dengan kehendakmu!”

“Engkau mengaku diri sebagai pedang Allah, bukan?” tanya Jarjah.

“Ya”, jawab Khalid pendek


“Apakah Allah telah menurunkan pedang itu dari langit kepada Utusan kamu, lalu dia menyerahkan pedang itu kepadamu, dan engkau tidak akan menghunuskan kepada sesiapa pun, melainkan engkau akan mengalahkannya?” Jarjah meminta penerangan dari Khalid.

“Tidak!” jawab Khalid pendek lagi.

“Oh, tidak?!” “Jadi bagaimana engkau dipanggil sebagai pedang Allah?Jarjah mengejek.

Bukankah itu ajaib sekali?!” Jarjah menambah lagi.

“Tidak ajaib, jika engkau mendengar cerita yang sebenarnya!” jawab Khalid.

“Kalau begitu ceritakanlah kepadaku!” pinta Jarjah.

“Sekarang dengarlah ceritanya: Sesungguhnya Allah telah mengutus kepada kita UtusanNya, lalu Beliau mengajak kami memeluk Islam, tetapi kami menjauhkan diri darinya, dan kami sekalian menyingkirkannya. Meskipun begitu ada juga setengah dari kami yang mempercayainya dan mengikutnya, manakala yang lain mendustakannya dan menentangnya, dan jika engkau ingin tahu aku adalah di antara orang-orang yang mendustakannya dan menentangnya”, Khalid menceritakan dirinya dengan jujur.

“Sesudah itu?” tanya Jarjah yang mendengar dengan penuh minat.

“Kemudian Allah telah melembutkan hati kami, dan membukakan pemikiran kami, lalu kami diberiNya petunjuk untuk memeluk Islam, dan kami pun memberikan kesetiaan kami kepadanya“, Khalid berdiam sebentar mengenang dirinya di masa lalu.

“Kemudian, apa yang berlaku?” tanya Jarjah lagl

‘Kerana aku memeluk Islam itulah, maka beliau berkata kepadaku: Hai Khalid! Engkau ini adalah pedang dari pedang-pedang Allah, yang dihunuskan Allah ke atas kaum musyrik, dan beliau mendoakan bagiku dengan kemenangan!” jelas Khalid.

“Sebab itulah engkau dikenal dengan pedang Allah?!” tanya Jarjah.

“Ya, aku rasakan itu, dan aku orang yang paling keras di antara pasukan Islam ke atas kaum musyrik”, ‘jelas Khalid lagi.

“Baiklah”,. “Engkau membawa pasukanmu ke sini itu, untuk apa?” tanya Jarjah

Aku datang ke sini untuk menyeru orang-orang seperti kamu kepada Islam, dan mempercayai Tuhan yang Satu!” jawab Khalid.

“Tuhan yang Satu?” tanya Jarjah.

“Ya, dengan menyaksikan bahwa tiada Tuhan melainkan Allah, dan bahwasanya Muhammad itu adalah Utusan Allah, serta meyakini bahwa apa yang dibawa Muhammad itu adalah dari Allah yang Maha Mulia”, terang Khalid.

Jarjah.“Kalau kami tidak mahu menerimanya?”

Khalid.“Bayar upeti, dan kami akan melindungi kamu!”

Jarjah “Kalau kami tidak mahu membayar upeti itu?”

Khalid“Kami akan memerangi kamu habis-habisan!”

Jarjah “Baiklah, apa kedudukan orang yang mengikut seruanmu itu, dan yang mendampingkan diri dalam apa yang engkau seru itu?”

Khalid.‘Kedudukannya dengan kami sama tentang apa yang difardhukan Allah ke atas kami sekalian, baik dia orang berpangkat atau orang yang rendah, yang pertama memeluk Islam dan yang kebelakangan! Yakni siapa yang mengikut Muhammad sekarang ini akan memperoleh pahala yang sama dengan siapa yang telah mengikutnya lama sebelum ini, iaitu balasannya dan kelebihannya?!”

“Bagaimana itu?” Jarjah meminta penjelasan.

“Ya”, jawab Khalid, “bahkan boleh jadi lebih utama lagi”.

“Bagaimana sampai begitu? Bagaimana agamamu menyamakan orang-orang ini dengan kamu, padahal kamu sudah mendahului mereka?” tanya Jarjah.

“Mudah saja!” jawab Khalid. “Kita orang-orang yang terdahulu memeluk Islam secara terpaksa, kerana kita telah menentangnya sebelum itu. Kemudian kita memberikan kesetiaan kami kepadanya sedang dia hidup di sisi kita, berita-berita langit sedang turun kepadanya, dia memberitahu kita tentang firman-firman Allah itu serta dibuktikannya dengan keterangan-keterangan yang tidak dapat diragukannya lagi”,

“Jadi, apa alasannya?” tanya Jarjah lagi.

Khalid “Jadi orang-orang seperti kita ini sudah melihat semua bukti-bukti itu, dan kami mendengar sendiri darinya, sudah seharusnyalah kami mengikutnya dan menganut kepercayaannya. Tetapi kamu tidak seperti kami, kamu tidak melihat apa yang kami lihat, dan kamu tidak mendengar seperti apa yang kami dengar dan berbagai keajaiban dan bukti-bukti yang membenarkan seruan dan dakwaannya. Jadi barangsiapa yang mengikut perkara ini di antara kamu dengan kebenaran dan niat yang baik, tentulah dia lebih utama dari kami”.

Jarjah terharu dengan penerangan Khalid itu, lalu dia berkata: “Demi Allah, aku yakin engkau telah mengatakan yang benar, dan engkau tidak menipuku!”

“Demi Allah, aku telah berkata yang benar, tiada suatu pun yang aku sembunyikan, dan Allah telah membantuku untuk menjawab soalan-soalanmu itu dengan yang benar”, terang Khalid.
“Kalau begitu, apa gunanya lagi aku menyandang perisai ini”, kata Jarjah, dia lalu melepaskannya, sambil memeluk Khalid dan berkata: “Hai Khalid! Ajarkanlah aku agama Islam itu!” pinta Jarjah.

Khalid Ialu mengajak Jarjah datang ke kemahnya, lalu disiramkan ke atasnya dengan qirbah air (kulit kambing yang dibuat untuk mengisi air), kemudian diajaknya Jarjah bersembahyang dengannya dua rakaat.

Akhirnya pasukan Romawi kecewa apabila Jarjah tidak kembali lagi kepada mereka. Lalu mereka memulai penyerangannya kepada pasukan Islam, dan pada mulanya mereka merasa bangga dengan kemenangan kecil di mana mereka dapat mematahkan sayap-sayap pasukan Islam, kecuali yang sedang dipertahankan oleh lkrimah bin Abu jahal ra. dan Al-Harits bin Hisyam ra.

Khalid bin Walid ra. pun keluar ke medan peperangan untuk menyelamatkan pasukan Islam, dan keluar bersamanya Jarjah yang baru memeluk Islam. Keduanya pun memimpin pasukan Islam di tengah-tengah pasukan Romawi yang mencoba mengepung pasukan Islam. pasukan Islam pun berteriak semangat dan menggempur di belakang panglimanya, si pedang Allah, sehingga akhirnya pasukan Romawi tidak mampu bertahan lagi, dan mereka pun mundur kebarisan mereka yang asal. Khalid terus berjuang pedang dengan pedang bersama-sama pasukan Islam yang telah kembali semangat perjuangannya, sedang Jarjah turut berjuang sebelah-menyebelah dengan pasukan Islam dari sejak tengahari hingga matahari akan terbenam, dan masuk waktu maghrib. pasukan Islam bersembahyang shalat Dzhuhur dan Asar secara menunduk-nunduk saja kerana hebatnya pertarungan yang berlaku di antara dua pihak itu. Akhimya Jarjah, moga-moga Allah merahmatinya, gugur syahid setelah mendapat luka-luka berat, dan dia tidak bersembahyang kepada Allah selain dua rakaat yang dikerjakannya dengan Khalid ra. ketika dia memeluk Islam itu

(Al-Bidayah Wan-Nibayah 7:12 – Menurut Abu Nu’aim dalam “Dalaa’ilun Nubuwah”, nama panglima Romawi itu ialah jarjir bukan jarjah.)

Dari : hbisdi posting ulang oleh adarossy