Jumat, 26 Februari 2010

Penjelasan Tentang Pembagian-pembagian Waktu

Sebelum kita mulai merinci kehidupan beliau semasa risalah dan nurbuwah, ada baiknya jika kita mengetahui terlebih dahulu pembagian-pembagian wahyu, yang merupakan sumber risalah dan batasan-batasan dakwah, Ibnu-Qayyim berkata menyebutkan tingkatan-tingkatan wahyu, yaitu ;
  1. Mimpi yang hakiki. Ini merupakan permulaan wahyu yang turun kepada Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam.
  2. Apa yang disusupkan kedalam jiwa dan hati beliau, tanpa dilihatnya, sebagaimana yang dikatakan Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam, "Sesungguhnya Ruhul-Qudus menghembuskan kedalam diriku, bahwa suatu jiwa sama sekali tidak akan mati hingga disempurnakan rezkinya, Maka bertaqwalah kepada Allah, baguskanlah dalam meminta, dan janganlah kalian menganggap lamban datangnya rezeki, sehingga kalian mencarinya dengan cara mendurhakai Allah, karena apa yang ada di sisi Allah tidak akan bisa diperoleh kecuali dengan mentaati-Nya,"
  3. Malaikat muncul dihadapan Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam dalam rupa seorang laki-laki, lalu berbicara dengan beliau hingga beliau bisa menangkap secara langsung apa yang dibicarakannya. Dalam tingkatan ini kadang-kadang para sahabat juga bisa melihatnya.
  4. Waktu datangnya menyerupai bunyi gemerincing lonceng. Ini merupakan wahyu yang paling berat dan malaikat tidak terlihat oleh pandangan Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam, hingga dahi beliau berkerut mengeluarkan keringat sekalipun pada waktu yang sangat dingin, dan hingga hewan tunggangan beliau menderum ke tanah jika beliau sedang menaikinya. Wahyu seperti ini sekali pernah datang tatkala paha beliau berada diatas Zaid bin Tsabit, sehingga Zaid merasa keberatan dan hampir saja dia tidak kuat menyangganya.
  5. Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam, bisa melihat malaikat dalam rupa aslinya, lalu menyampaikan wahyu seperti yang dikehendaki Allah kepada beliau, Wahyu seperti ini pernah datang dua kali, sebagaimana yang disebutkan Allah dalam surat An-Najm.
  6. Wahyu yang disampaikan Allah kepada beliau, yaitu diatas lapisan-lapisan langit pada malam Mi'raj, berisi kewajiban shalat dan lain-lainnya.
  7. Allah berfirman secara langsung dengan Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam tanpa menggunakan perantara, sebagaimana Allah berfirman dengan Musa bin Imran. Wahyu semacam ini secara pasti berlaku bagi Musa berdasarkan Nash Al-Qur'an dan menurut penuturan beliau dalam hadits Isra'
Sebagian pakar menambahi dengan tigkatan wahyu yang kedelapan, yaitu Allah berfirman secara langsung di hadapan beliau tanpa ada tabir. Ini termasuk masalah yang dipertentangkan orang-orang salaf maupun khalaf. Begitulah uraian singkat tentang tingkatan-tingkatan wahyu, dari yang pertama hingga ke delapan. Namun yang pasti , tingkatan yang terakhir ini merupakan pendapat yang tidak kuat di dalam keterangan Zadul-Ma'ad, 1/18




      Tidak ada komentar:

      Posting Komentar

      Utk memudahkan Komentar para sobat, sy hilangkan anti Spam, maka dr itu berikan Koment yang baik, apabila tidak lebih baik diam..dan utk komentar pembangunan, saya terima...